Teguh Berserah Pantang Menyerah
Perumpamaan dalam Injil ini mengajarkan hal yang penting dalam menghadapi pergumulan hidup. Pergumulan hidup tidak bisa hanya dihadapi dengan pengalaman, tapi juga harus dihadapi dengan kebijaksanaan.
Janda dalam perumpamaan tidak putus asa datang kepada hakim yang tidak takut pada Allah juga tidak peduli kepada manusia. Ia terus menuntut keadilan tanpa menyerah dan sampai akhirnya meluluhkan hati hakim itu.
Dalam perumpamaan itu, kita disuguhkan sebuah perbandingan yang sangat kontras. Perbandingan antara Allah yang penuh kasih dan hakim yang sebaliknya.
Dengan ketekunan, janda itu mendapatkan keadilan dari hakim yang tidak takut akan Allah. Bagaimana jika kita datang kepada Allah yang penuh kasih dengan ketekunan, bukankah Dia tidak akan mengecewakan dan mengabaikan kita?
Berelasi dengan Tuhan bukan semata untuk mendapatkan sesuatu, namun juga mengajarkan kepada kita untuk terus menerus mengasah iman percaya kita kepada-Nya, menyandarkan hidup kita seutuhnya kepada Allah Sang Pencipta.
Dalam keteguhan iman kita, kita diajak untuk berlutut dengan tanpa jemu di hadapan-Nya. Memohon dan mempercayakan hidup kita kepada-Nya yang tidak akan tinggal diam melihat umat-Nya yang dikasihi-Nya.