Integritas Melahirkan Keteladanan

Kitab Kejadian pasal 50 ini adalah sebuah penutup dari kisah panjang Yusuf dan keluarganya. Dalam kisah ini kita bisa mengetahui tentang bagaimana Allah memiliki kedaulatan yang tidak bisa dilawan manusia. Ada rencana jahat dari manusia (kakak-kakak Yusuf, istri Potifar), namun rencana Allah melampaui semuanya. Kuasa Allah, dalam teks kita, berbanding lurus dengan sikap Yusuf yang terus mau menjaga kekudusannya meskipun sulit.

Yusuf mengampuni saudara-saudaranya juga merupakan bukti nyata bagaimana integritasnya layak untuk diteladani. Yusuf tetap memiliki kerendahan hati kendati dalam genggamannya ada kuasa. Yusuf yang berintegritas tumbuh menjadi sosok yang bijaksana, rendah hati, dan berbelas kasihan. Dalam hidupnya, Yusuf memperlihatkan bahwa pribadi yang berintegritas tidak akan menggunakan penderitaan sebagai alasan untuk meninggalkan iman kepada Tuhan.

Menjaga integritas membuat Yusuf menjalani kehidupannya dengan ringan, bebas, dan merdeka. Hal ini berbanding terbalik dengan kakak-kakaknya. Kakak-kakaknya adalah contoh orang yang tidak mampu menjaga integritas dalam hidup mereka. Hidup mereka dikuasai emosi, kedengkian, kemarahan, iri hati, dan berakhir dengan ketakutan. Bahkan ketika mereka sudah diampuni, mereka tidak serta merta bisa menerima pengampunan itu.

Hidup berintegritas yang ditunjukkan oleh Yusuf sepenuhnya menolong kita untuk juga hidup dalam integritas. Kita bisa melihat betapa sulitnya hidup dalam integritas, namun kita pun bisa melihat betapa lebih sulitnya hidup mereka yang tidak bisa menjaga integritas.