Integritas Yang Membangun Dan Menjaga Keterpercayaan
Untuk memulai sesuatu bukanlah perkara yang sulit. Ketika kita sudah mendapatkan sebuah ide, lalu kita juga sudah mendapatkan berbagai hal yang diperlukan untuk melaksanakan ide itu, maka ide bisa dilakukan. Tidak sama dengan memulai, mempertahankan sesuatu jauh lebih sulit. Kesulitan bisa muncul dari dalam diri maupun dari luar diri. Oleh karena itu kita butuh integritas.
Integritas dipahami sebagai cara hidup yang konsisten antara perkataan, perbuatan, dan nilai yang diyakini. Tidak ada kepura-puraan atau kontradiksi antara apa yang diucapkan dan dilakukan. Dalam menjalani hidup yang berintegritas, tidak ada hal yang sudah dimulai yang kemudian tidak dipertahankan dan diselesaikan. Itu hal itulah yang diajarkan oleh Tuhan Yesus melalui bacaan Injil pada hari ini.
Yohanes menyampaikan bahwa, "Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat." Apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus? Penyembuhan kepada orang-orang sakit dan pengusiran roh jahat yang ada di dalam diri seseorang. Penyembuhan sudah dilakukan oleh Tuhan Yesus dan Ia pun terus melakukannya. Apapun yang terjadi, Ia terus melakukan. Kendati ada halang rintang dan penolakan, Ia terus melakukan. Mengapa Ia hidup dalam Integritas? Karena orang percaya kepadaNya dan Ia ingin menjaga kepercayaan itu agar tetap hidup. 'Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.' Itulah integritas yang dicontohkan Tuhan Yesus.
Integritas akan selalu menjumpai 'tembok-tembok' penolakan. Itulah yang dialami oleh Tuhan Yesus, bahkan ancaman kematian. Bersediakah kita juga hidup dalam integritas seperti yang Tuhan Yesus lakukan?