Makna Hidup Yang Berintegritas
“Tidak apa-apa, icip saja, sehisap, paru-parumu tidak akan rusak karenanya!” Begitulah kira-kira permulaan sesuatu yang mulai jatuh dalam ketergantungan terhadap rokok. Dimulai dari hal sepele dan berakhir pada kecanduan. Hal yang besar terjadi dari yang kecil. Demikian juga kasus-kasus korupsi milyaran bahkan trilyunan rupiah juga pasti dimulai dari hal kecil, contohnya: menganggapi penambahan gaji 3 juta per hari sebagai hal yang lumrah sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Tanpa peduli rakyat lapar.
Hal demikian nampaknya disadari juga oleh Daniel. Dia tidak mau menodai dirinya pada tuhan lain selain dari Allahnya. Daniel menolak makan makanan raja bukan tanpa alasan. Ini adalah sebuah bukti nyata integritasnya. Menolak makanan raja sama dengan melakukan 3 hal ini:
-
Menolak tunduk pada raja.
Memakan makanan raja berarti menjadikan diri sebagai ‘bagian’ dari raja, atau tunduk kepada diri pada raja. Daniel tidak mau tergantung pada raja Babel dan terpisah dari Allahnya. -
Menjaga kekudusan.
Makanan yang dihidangkan kepada raja bisa jadi diolah dengan standar yang tidak sesuai dengan hukum Israel. Daniel ingin hidupnya tetap berkenan kepada ALLAH mulai dengan menjaga apa yang masuk ke dalam tubuhnya sendiri. -
Makanan raja = Makanan berhala.
Tradisi Babel adalah mempersembahkan makanan kepada Dewa sebelum diberikan kepada raja. Daniel menolak segala hal terkait dengan hal-hal atau sesuatu yang berhubungan dengan berhala.
Daniel sudah mencontohkan hidup yang berintegritas. Bagaimana dengan kita? Masihkan berintegritas kepada Allah?