Kemuliaan Dalam Kerendahan

Berada di tempat yang tertinggi nampaknya menjadi tujuan banyak umat manusia. Sejak dari dahulu mereka yang dipuji adalah jika memiliki peringkat pertama di kelas, mendapatkan juara 1 dalam lomba, memiliki jabatan tinggi dalam pemerintahan, dan berbagai hal yang lain. Kondisi inilah yang ingin 'dikoreksi' oleh Tuhan Yesus.

Pada suatu hari Sabat di rumah pemimpin orang-orang Farisi, Tuhan Yesus melihat bahwa tamu-tamu berusaha untuk menduduki tempat-tempat kehormatan. Tuhan Yesus mengambil momen itu untuk memberikan pengajaran. Tuhan Yesus mengajar dua hal:

 * Meredahkan hati. Anggapan bahwa 'kita' adalah orang terhormat hanya sebuah anggapan subjektif. Kerendahan hati akan menolong kita agar terhindar dari 'malu' karena ternyata kita tidak setinggi/se'terhormat' di mata orang lain.

 * Peduli orang lain. Memikirkan diri sendiri tidak akan ada habisnya. Maka, ketika kita mengundang orang lain dalam sebuah jamuan, undanglah mereka yang tak mampu membalas kebaikan kita. Orang lain tidak bisa membalas, tapi Allah yang akan membalasnya.

Peduli pada orang lain dan rendah hati adalah sebuah sikap yang mulia. Mari kita lakukan.