Kehadiran Kristen di Indonesia
'Dari kita, oleh kita dan untuk kita', mungkin slogan itulah yang sering terdengar dan kita dapati dalam kehidupan kita. Bagaimana egosentrisme telah hidup mengakar dalam kehidupan kita pada saat ini. Slogan egois itu nyatanya juga telah menjangkiti kehidupan kita dalam bergereja. Tidak jarang gereja-gereja hanya memikirkan diri sendiri, program-programnya hanya berkutat tentang bagaimana membangun gereja dan memenuhi kegiatan-kegiatan gerejawi. Apakah demikian yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus?
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa 'Dia datang melemparkan api ke bumi' (Luk.12:49). Api adalah lambang rahmat Tuhan yang dinyatakan dalam bentuk kehadiran Roh Kudus. Kisah Para Rasul menggambarkan kehadiran Roh Kudus dalam wujud 'lidah api yang bertebaran' (Kis.2:3). Roh Kudus yang memberikan kemampuan dan keberanian bagi para murid Yesus untuk berkarya sampai ke ujung dunia. Sementara itu Lukas 3:9 memberikan gambaran bahwa api adalah lambang hukuman. Apa yang Tuhan Yesus sampaikan menggambarkan tentang kemendesakan. Dia mendesak agar dunia hidup dalam kekudusan, umatNya tidak boleh lagi bermuka dua (seperti yang terjadi dalam kehidupan umat di jaman Yeremia).
Orang Kristen harus mengambil peran, tidak hanya untuk kenyamanan diri. Gereja dipanggil untuk berperan aktif dalam memberitakan Injil Kerajaan Allah di tengah dunia. Menunda pemberitaan berarti mengabaikan hakikat dan misi gereja itu sendiri.