Totalitas Seorang Pengikut Kristus

Beberapa hari ini kita mendengar bagaimana munculnya kritik dan protes tentang 'lambannya' evakuasi terhadap Juliana Marins (pendaki dari Brasil) yang menyebabkan Juliana meninggal. Akhirnya, penjelasan-penjelasan pun bermunculan tentang begitu berat medan yang harus dilalui, medan berpasir dan jurang terjal yang tidak semua pendaki bisa melalui, demikian juga cuaca dingin, berkabut, dan berangin kencang yang tidak memungkinkan drone maupun helikopter bisa mendekat ke TKP. Selain itu kita juga disuguhkan tentang bagaimana relawan dan tim evakuasi yang juga mengalami kelelahan serta kedinginan dan juga harus bersedia tidur di lereng gunung curam berbatú demi bisa menyelamatkan (jika mungkin) atau mengevakuasi jasad (jika tidak mungkin menyelamatkan). Itulah totalitas tim evakuator yang bisa kita lihat tentang misi penyelamatan terhadap Juliana Marins.

Bagaimana totalitas pengikut Kristus yang dikehendaki oleh Tuhan bagi kita? Bacaan Injil kita menjelaskan tentang totalitas tersebut. Tuhan Yesus mengatakan bahwa seorang pengikut Kristus harus siap ditolak ketika mereka 'terlihat' menjadi pengikutNya, seperti para pengikutNya tidak diterima oleh orang Samaria karena mereka diketahui hendak ke Yerusalem. Tuhan Yesus juga mengatakan bahwa mengikutNya membutuhkan totalitas yang sempurna: 1) Harus siap tidak memiliki tempat menyandarkan kepala. Menghadapi ketidaknyamanan hidup fisik/materi. 2) Mengikut Dia tanpa alasan, bahkan alasan yang sangat dianggap penting oleh manusia sekalipun tidak boleh menjadi penghambat dalam mengikutNya. Mengikut Dia berarti mendengar Dia. 3) Mengikut Dia berarti fokus mengerjakan misiNya. MenempatkanNya sebagai satu-satunya tujuan dan misi hidupnya. Ada begitu banyak orang yang melayani, namun hanya sebagai 'sambilan'. Tuhan Yesus ingin agar setiap orang yang melayani, memberikan pelayanannya secara utuh, sempurna dengan segenap jiwa, tubuh, akal, dan kekuatannya.