Roh Kudus Selalu Menyatukan
Pentakosta kita peringati sebagai hari ke-50 setelah Tuhan Yesus bangkit dari antara orang mati. Pada hari ini kita memperingati juga hari turunnya Roh Kudus kepada Para Rasul. Namun di dalam kehidupan umat Perjanjian Lama, Pentakosta diperingati sebagai hari raya pengucapan syukur yang kemudian dalam peribadahan umat pada masa kini juga disebut dengan hari raya 'unduh-unduh', di mana umat datang membawa hasil bumi ke gereja untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Persembahan yang berbeda-beda dibawa dalam satu kesatuan; dipersembahkan kepada Tuhan, untuk memuliakan Tuhan.
Manusia sering berusaha untuk menyatukan diri. Tapi kesatuan itu selalu gagal karena dasar yang dipakai tidak sempurna. Manusia cenderung menyamakan kesatuan dengan keseragaman. Jika ada yang tidak sama, maka harus disamakan, tidak boleh ada perbedaan. Hal inilah yang membuat upaya manusia untuk menjadi satu gagal karena tidak memberikan tempat terhadap perbedaan.
Di dalam ketertundukan kepada Kristus, umat yang berbeda-beda bersatu. Mereka memuliakan Allah yang menerima segala perbedaan. Allah yang menghadirkan berbagai perbedaan untuk menyatukan, bukan untuk menghancurkan.
Di dalam Kristus kita melihat Allah yang satu. Allah Pencipta, Penebus, dan Yang Menyertai adalah pribadi yang satu. Di dalam kesatuan itulah Roh Kudus dicurahkan untuk mempersatukan umat menjadi duta-duta Injil. Membawa Injil kepada semua orang di berbagai tempat dan waktu. Melalui umatNya yang dipersatukan oleh Roh Kudus, Allah bekerja di tengah dunia. Meskipun berbeda-beda, marilah kita memuliakan Allah yang satu. Dalam perbedaan, marilah kita memuliakanNya bersama Roh Kudus yang menguatkan kita semua.