Menyambut Hadir-Nya di Sini
Bagi kita yang mengalami masa Orde Baru, kita akan diingatkan pada momen ketika kita diminta untuk berdiri di pinggir jalan utama saat Presiden mengunjungi kota atau daerah di mana kita tinggal. Bahkan ada anak-anak sekolah yang diminta secara khusus untuk turut menyambut. Biasanya mereka yang diminta menyambut tersebut adalah anak-anak yang dipandang berprestasi di kelas masing-masing. Peristiwa menyambut pejabat negara selevel presiden sangatlah berkesan.
Bagaimana jika kita diminta untuk menyambut Kristus? Dia adalah Allah yang menyelamatkan kita, umat manusia dari kuasa dosa. Bukankah sebuah kebanggaan bagi kita bisa dan diperkenankan untuk menyambut-Nya? Siapakah kita sehingga kita boleh untuk menyambut Dia yang menciptakan kita? Siapakah Dia sehingga Dia sudi untuk mendatangi kita?
Lalu, bagaimanakah kita bisa menyambut Dia Sang Pencipta alam semesta? Apakah kita harus membawa daun palma atau menghamparkan baju di jalan seperti yang dilakukan orang-orang yang menyambut Tuhan Yesus? Rasul Paulus memberikan kepada kita petunjuk bagaimana kita bisa menyambut-Nya. Dalam Surat kepada Jemaat di Filipi, Rasul Paulus mengatakan bahwa dengan kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, maka kita sedang menyambut-Nya.
Apakah selama kita hidup, berpikir, dan merasa, kita hidup, berpikir, dan merasa seperti Tuhan Yesus berpikir dan merasa? Selamat merayakan Minggu Palma.