Mengalami Anugerah Allah Dalam Pertobatan
Ketika ada orang yang meninggal dengan cara mengenaskan, apalagi ketika kita tahu bahwa orang tersebut selama hidup tidak menjadi berkat bagi sesama, maka tak jarang kita mendengar perkataan bahwa orang tersebut meninggal karena hukuman Tuhan, bahasa umum yang kita pahami; azab.
Demikian juga dengan kabar yang disampaikan kepada Tuhan Yesus dengan nada mencela tentang dua musibah yang terjadi. Musibah yang pertama adalah korban dari kekejian Pilatus yang membunuh beberapa orang dan yang kedua adalah 18 orang yang meninggal tertimpa menara di dekat Siloam. Tuhan Yesus menangkap adanya kesan bahwa mereka yang meninggal dengan cara mengenaskan adalah orang-orang yang berdosa.
Dalam menanggapi hal tersebut, Tuhan Yesus justru mengingatkan orang-orang yang datang kepadaNya tentang dosa. Apabila seorang berbuat dosa namun tidak mau bertobat, maka mereka juga akan meninggal dengan cara yang mengenaskan. Dalam hal ini, Tuhan Yesus tidak menekankan pada bagaimana cara mereka meninggal kelak, namun bagaimana mereka memanfaatkan waktu untuk bertobat.
Tuhan Yesus kemudian mengatakan perumpamaan tentang pohon ara yang akan ditebang jika tidak berbuah. Dalam hal ini Tuhan Yesus mengingatkan pentingnya berbuah dalam kehidupan yang dijalani. Tidak sekedar seberapa panjang hidup yang dijalani, tetapi seberapa bermakna hidup itu. Allah sudah mengaruniakan hidup, apakah kita mau hidup dalam pertobatan?