Dengarkanlah Dia Yang Dimuliakan

Menurut UNESCO, tingkat literasi di Indonesia sangat rendah. Indonesia menempati posisi kedua dari bawah dalam hal membaca. Dari 1000 orang yang ada di Indonesia, hanya 1 orang yang gemar membaca. Oleh karena itu, tidak mengherankan ada begitu banyak orang yang mudah dihasut dengan berita-berita bohong, karena sebagian besar dari mereka memang hanya sekedar membaca judul, tidak sampai pada informasi dalam tulisan, atau bahkan bersedia membandingkan dengan sumber-sumber yang lain. Mereka yang demikian adalah gambaran orang yang hanya mau mendengar suara sendiri.

Di dalam Injil yang kita baca saat ini, kita juga menjumpai bahwa Petrus tidak mendapatkan informasi yang benar tentang kejadian yang terjadi di atas gunung. Kemuliaan Yesus dan hal mencengangkan yang terjadi di atas gunung. Tanpa tahu apa yang dikatakannya, Petrus berkata kepada Tuhan Yesus tentang perasaan bahagianya dan keinginannya untuk mendirikan tiga kemah, satu untuk Tuhan Yesus, satu untuk Musa dan satu untuk Elia. Petrus melihat sebuah fenomena dan dia menyimpulkannya dengan pemikirannya sendiri, bukan dari sudut pandang Tuhan Yesus. Oleh karena itu perkataan dari langit, "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia" menjadi teguran bagi Petrus untuk tidak menggunakan akal pikirnya sendiri, tapi melakukan apa yang Tuhan Yesus perintahkan.

Bagaimana dengan kita? Siapa yang kita dengarkan?