Sukacita Dalam Pertobatan
Apa yang kita lakukan ketika sedang merasakan sukacita? Melompat, membuat pesta dan mengundang kerabat dekat, berbagi, dan mungkin ada banyak yang lain lagi. Namun bagaimana bentuk sukacita kita saat kita dalam pertobatan?
Masa Raya Adven adalah Masa Raya pertobatan. Pertobatan yang dimaksudkan dalam Masa Raya Adven adalah pertobatan yang berasal dari lubuk hati terdalam. Pertobatan semacam inilah yang nantinya akan memancarkan sukacita. Apabila pertobatan tidak berasal dari lubuk hati terdalam yang ada hanyalah keterpaksaan. Keterpaksaan tidak pernah memberikan sukacita.
Lalu, sukacita seperti apa yang diharapkan terjadi dalam pertobatan kita? Injil Lukas yang kita baca mengingatkan bahwa sejatinya manusia adalah keturunan 'ular berbisa'. Ular berbisa ini mengingatkan kepada kita tentang kisah kejatuhan manusia dalam dosa. Bisikan ular yang dilakukan oleh manusia menjadikan manusia berdosa. Namun bagi manusia yang berdosa diberikan kabar sukacita tentang keselamatan.
Keselamatan harus disambut dengan pertobatan yang sejati. Pertobatan sejati dilakukan dengan peka dan peduli pada kebutuhan sesama dan hidup tidak manipulatif (menyalahgunakan wewenang). Kedua hal di atas adalah bentuk dari ketulusan hati. Manipulasi ada di dalam hati, kepedulian berwujud nyata. Tulus dan peduli yang dibungkus sukacita tidak hanya memberkati orang lain, namun juga diri sendiri.
Mari kita wujudkan pertobatan yang nyata dengan sukacita yang membungkusnya.