Karya Yang Tak Terbatas
Ada sebuah pertanyaan yang saya ajukan kepada beberapa orang murid SMA. Pertanyaannya demikian: Di dunia ini, bisakah kamu menyebutkan 3 orang yang kamu sayangi? Hampir seluruhnya memberikan jawaban popo, mama, dan adik atau kakak mereka. Lalu saya bertanya, tidakkah kalian menyayangi diri kalian sendiri?"
"Menyayangi orang lain tentu adalah hal yang baik, namun menyayangi diri sendiri bukankah juga baik dan memang sudah seharusnya? Demikian pula sebaliknya. Kita harus memikirkan dan menyayangi diri kita sendiri, tapi juga harus memikirkan dan menyayangi orang lain. Hal itulah yang Tuhan Yesus ajarkan dalam kehidupan kita."
"Yohanes dan Yosua (dalam bacaan kita) memperlihatkan sikap hidup yang egois. Yang ada dalam diri mereka adalah bagaimana mereka dan kelompok mereka harus menjadi yang terbaik dan yang diberkati. Ketika Tuhan memberikan berkat dan anugerah kepada orang lain, mereka tidak kuasa menahan kecemburuan mereka, mereka tidak terima. Mereka hanya mau kuasa Tuhan hadir pada diri mereka dan kelompok mereka saja."
"Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Tuhan bisa dan boleh berkarya melalui siapapun. Jika karya itu tidak bertentangan dengan yang Kristus lakukan, maka mereka bukan musuh. Demikian juga dengan Musa, Musa justru berharap agar seluruh umat TUHAN menjadi nabi."
"Melalui tema ini kita semua belajar bahwa Allah bisa berkarya tanpa batas. Bahkan Allah bisa berkarya di luar pikiran manusia. Oleh karena itu, umatNya harus selalu membuka pikiran dan hati pada semua karya Allah. Allah berkarya melalui umatNya yang kita kenal, Dia juga berkarya melalui mereka yang tak kita kenal. Tugas kita adalah terus berkarya bersama Tuhan, karena Tuhan mengasihi seluruh umat manusia, demikian juga kita harus mengasihi.