Pil Pahit Kebenaran
Seorang yang tidak tahu arah tujuan dengan jelas akan mudah mengalami kebimbangan. Dia bisa bimbang karena dirinya sendiri, namun juga bisa mengalami kebimbangan karena faktor di luar dirinya.
Herodes adalah salah seorang yang tujuan hidupnya tidak jelas. Dia senang mendengarkan khotbah-khotbah yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis, namun dia juga terpesona dengan paras Herodias. Herodes yang suka mendengarkan Yohanes akhirnya harus mengikuti ego sesaatnya ketika terpesona kepada Herodias.
Herodes membunuh Yohanes karena ucapannya sendiri yang akan mengabulkan semua permintaan Herodias. Setelah Herodes membunuh Yohanes, hatinya pun mengalami penyesalan. Dia hidup dalam persimpangan jalan akhirnya harus mengalami penyesalan yang tak terkira. Herodes lebih memilih maunya dibandingkan mendengarkan firman yang disampaikan Yohanes.
Amos adalah seorang penggembala kambing, hidup di zaman raja Yerobeam. Tuhan menghendakinya untuk menyampaikan kebenaran Tuhan kepada umat Israel. Namun imam Amazia justru mengadukannya kepada raja Yerobeam sehingga raja Yerobeam menghendakinya pergi ke Yehuda (Israel Selatan). Israel Utara menolak kebenaran Allah melalui Amos.
Kebenaran seringkali tidak mengenakkan, bagaikan pil pahit bagi seorang yang sedang sakit. Kebenaran ditolak karena rasanya yang pahit. Yerobeam dan Herodes lebih memilih kehendak sendiri dibandingkan kehendak Allah. Lalu bagaimana dengan kita, apa yang lebih kita pilih? Hidup sehat bersama kebenaran Allah, atau tetap melekat dalam dosa?