Iman dan Ketakutan

Seorang bayi sedang tidur di kamar. Tiba-tiba di dapur ada yang menjatuhkan gelas sehingga pecah berantakan dan menimbulkan suara yang nyaring. Bayi yang sedang tidur akhirnya terbangun. Dia melihat ke sekeliling, dia tidak melihat mama dan papanya. Dia pun akhirnya menangis dengan kencangnya karena takut. Namun tidak beberapa lama mamanya datang dan menggendong serta menenangkannya. Bayi itupun akhirnya diam kembali.

Cerita di atas menggambarkan tentang ketakutan seorang manusia. Manusia yang mengalami kejadian mengagetkan dan menakutkan di dalam hidupnya. Dalam ketakutan itu manusia tidak mendapati sosok yang biasa ada bersamanya. Respon ketakutan itu adalah tangisan yang menggelegar, dalam dunia orang dewasa mungkin bisa berupa kemarahan.

Kemarahan atas tidak hadirnya sosok yang diandalkan juga terjadi dalam kehidupan para murid. Para murid yang mendapati kapal mereka digoncang badai dilanda ketakutan. Mereka curiga bahwa Guru mereka tidak benar-benar peduli dengan apa yang mereka alami karena Guru mereka justru diam dan (bahkan) tidur.

Para murid mengalami keraguan tentang Tuhan di dalam krisis hidup mereka pada kala itu. Namun ketika Tuhan Yesus hadir dan meredakan angin dan badai, iman mereka semakin kuat. Dalam ketakutan yang mereka alami dan dalam ketakjuban akan kuasa Tuhan Yesus, mereka menyadari bahwasanya ada pribadi yang selalu bersama mereka. Pribadi itu adalah pribadi yang berkuasa mengatasi alam semesta.

Dalam hidup kita, mungkin kita juga sering mengalami ketakutan. Namun kita semakin tahu bahwa Tuhan beserta kita dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, juga menanggung dera, dalam penjara, kerusuhan, dan berbagai hal menyesakkan yang lainnya.