Dosa Yang Tidak Dapat Diampuni

Seorang anak dari keluarga yang tidak utuh (broken home) ditanya oleh pengasuhnya, "Dari mana kamu mendapatkan HP ini?" Dengan dipenuhi rasa takut, dia menjawab bahwa HP tersebut dia temukan di jalan. Anak itu tidak jujur mengatakan bahwa sebenarnya HP tersebut ditemukan di sekolahnya. Alasan yang diutarakan adalah karena dia trauma berkata jujur. Sering dia berkata jujur, tapi pada kenyataannya dia tetap dimarahi dan dihukum. Anak ini belum tahu bagaimana dia harus hidup benar.

Bagi umat Kristus yang telah hidup dalam kebenaran, tentu kita telah tahu bahwa hidup benar itu harus dilakukan terus menerus dalam segala keadaan, kendati mungkin kita juga akan mendapatkan konsekwensi yang tidak mengenakkan karenanya. Seperti yang telah dilakukan Kristus, Dia tetap menjalani panggilan Bapa untuk menyelamatkan umat manusia, kendati salib harus dilaluinya.
Kasih Allah yang demikian besar seharusnya tidak membawa manusia dalam kesengajaan untuk melakukan dosa.

Kesengajaan untuk berbuat dosa disebut juga tindakan yang mendukakan Roh Kudus. Hal tersebut dalam bahasa Yunani disebut blasphemeia (sengaja untuk mengatakan sesuatu yang tidak baik pada seseorang yang jelas-jelas sudah terbukti baik).
Tindakan blasphemeia tidak seharusnya dilakukan orang beriman karena dosa kita telah ditebus, dan kita tidak mau hidup dalam dosa lagi.