Aku Hidup Dalam Kebenaran, Karena Kasih-Nya
Kedangan Tuhan Yesus ke dalam dunia merupakan sebuah bukti kasih yang nyata. Tuhan Yesus juga ingin menunjukkan kepada kita, umatNya, agar kita meneladani sikap kasih-Nya tersebut. Dia menunjukkan kepada kita bagaimana kita mencintai sesama. Dalam mencintai sesama, kita diajak untuk menempatkan diri kita ‘bersama’ dengan orang yang kita cintai. Manusia membutuhkan teladan kehidupan yang nyata, maka Tuhan datang dalam rupa manusia dan memberikan teladan kehidupan yang nyata.
Tindakan Allah di dalam Tuhan Yesus itu diteladani juga oleh kita sebagai orang tua bukan? Bukankah ketika anak-anak kita masih balita, untuk mengajarkan kepada anak-anak kita berdoa kita pun menunjukkan sikap berdoa. Untuk mengajarkan anak-anak kita makan, kita duduk bersama dengan mereka dan makan bersama mereka. Itulah cara kita menjadi teladan bagi anak-anak kita. Keteladanan yang kita berikan kepada anak-anak kita merupakan wujud kasih kita yang nyata kepada mereka. Lalu, apa wujud kasih kita yang nyata kepada Allah?
Yohanes 14:15 berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Tindakan mengasihi Allah dengan menuruti perintah-Nya adalah tindakan nyata yang bisa kita berikan kepada Allah yang telah lebih dahulu meneladankan sikap menurut kepada Bapa. Dengan kepatuhan, Tuhan Yesus melakukan misi Allah; keselamatan bagi dunia. Keteladanan itu dilakukan dengan sepenuh hati, bahkan dengan memberikan nyawaNya. Kita yang sudah belajar dari Tuhan Yesus, diundang juga menjadi umat yang ‘menurut’ peritah-Nya.
Menuruti perintah-Nya berarti melakukan apa yang diperintahkan-Nya tanpa memilih mana hal yang kita sukai dan tidak kita sukai. Menuruti perintah-Nya berarti melakukan dengan sepenuh hati. Tema ‘Aku Hidup Dalam Kebenaran, Karena Kasih-Nya’ tentulah memberikan semangat kembali bagi kita untuk hidup dalam kebenaran karena kita telah dikasihi-Nya.