Iman, Harap, Kasih

Surat ini dilayangkan oleh rasul Paulus setelah ia mendapatkan kabar dari orang- orang Kloe, yang mengabarkan tentang persoalan-persoalan yang timbul di Jemaat Korintus. Persoalan-persoalan tersebut diantaranya: keikutsertaan jemaat Korintus dalam upacara-upacara keagamaan lokal, penghakiman di depan orang-orang lokal dan pelacuran. Selain masalah-masalah etis dan moral, surat ini juga merupakan surat penggembalaan untuk menegur Jemaat Korintus yang mempunyai beragam jenis karunia, namun hal tersebut justru menjadikan jemaat satu dengan yang lainnya saling menyombongkan diri. Akibat dari saling menyombongkan diri itulah, Jemaat Korintus terancam perpecahan, yang dapat mengakibatkan rusaknya iman Jemaat.

Paulus mengingatkan bahwa umat haruslnya memiliki integritas dan tidak termakan oleh kondisi di sekitar. Tidak ada yang boleh menyombongkan diri juga terkait dengan karunia yang dimiliki. Paulus mengharapkan agar umat tetap memiliki iman, pengharapan, dan kasih di tengah-tengah dunia, juga di dalam kehidupan keluarga.

Kasihlah yang akan membungkus iman dan pengharapan, sehingga buah-buah kasih dapat hadir di dalam keluarga. Jika hal tersebut terjadi di dalam kehidupan keluarga, maka mereka tidak akan mendapatkan dampak negatip, tetapi justru mendapatkan dampak positip dari pesatnya Teknologi Informasi.

Keharmonisan keluarga yang juga turut terancam dengan adanya teknologi komunikasi kiranya bisa dijembatani dengan kasih yang tetap melekat di tengah keluarga. Dengan kasih, maka seluruh keluarga akan tetap hidup dalam iman. Semuanya akan saling menguatkan dan saling mendukung agar kehidupan keluarga tetap terjaga. Dengan kasih, harapan akan keluarga yang tetap harmonis dan hangat pun bisa diwujudnyatakan. Kasih akan menguatkan seluruh bagian keluarga agar tidak mementingkan diri sendiri, namun justru saling mendukung, saling menguatkan dan saling menopang.