Janji Allah Menguatkan Hidupmu

LUAR BIASA! Itu adalah jawaban yang sering diajarkan kepada kita saat ada orang lain yang bertanya tentang kabar kita. Apakah benar kita sedang baik-baik saja? Bagaimana dengan kemarahan dan kekecewaan kita kepada pasangan/orang tua/anak yang telah kita pendam sejak lama? Bagaimana dengan kekhawatiran kita akan kelangsungan hari esok dan kelangsungan proyek pekerjaan kita? Bagaimana juga dengan kegelisahan kita akan pilihan sekolah lanjutan kita? Bukankah jujur terhadap persoalan diri adalah cara yang baik untuk kita bisa menghadapi persoalan hidup dengan lebih kuat? Oleh karenanya, tidak masalah jika kita menjawab pertanyaan tadi dengan jawaban, “saya sedang tidak baik-baik saja!”

Kegelisahan itu pun dirasakan oleh Abram. Sebagai seorang manusia, dia sudah memiliki harta kekayaan yang berlimpah. Namun Abram memiliki pergumulan, yaitu tentang siapakah yang nantinya akan menjadi pewaris segalah hal yang dimilikinya tersebut? Kegelisahan Abram disampaikan kepada TUHAN dan TUHAN memberikan janji kepada Abram dan percayalah Abram kepada TUHAN. Abram, yang kemudian kita kenal dengan Abraham, adalah orang yang begitu mengenal TUHAN.

Abram percaya kepada TUHAN bahwa Dia mampu melakukan apapun yang sudah dikatakanNya kepada umat-Nya. Hal ini yang seharusnya menjadi perhatian bagi kita semua sebagai umat manusia. Kita seringkali khawatir tentang apakah janji TUHAN kepada kita akan bisa tergenapi? Kita seringkali membandingkan cara kerja kita dengan cara kerja TUHAN, sehingga alih-alih kita mendapatkan kekuatan atas janji TUHAN kepada kita, kita justru semakin pesimis dan tak berpengharapan. Melalui pembacaan Alkitab kita pada Ibadah Minggu ini, kita bersama diajarkan bahwa; mengakui bahwa kita lemah, kita ragu, kita khawatir, gelisah, dan sederet perasaan ‘tidak enak’ lainnya adalah tidak mengapa. Kita diajak jujur kepada diri kita, orang lain, dan TUHAN, serta diajak juga untuk mau percaya pada TUHAN; TUHAN tahu apa yang harus dilakukan-Nya