Warisan Berharga di Tengah Dunia yang Rapuh

Dunia dipenuhi oleh manusia yang rapuh. Demikian juga dengan para tokoh di Alkitab yang kita baca bersama dalam Alkitab kita hari ini. Keluarga Yusuf dan keluarga Elkana juga merupakan contoh keluarga yang rapuh. Namun demikian, kita bisa melihat bahwa di tengah kerapuhan itu, mereka berhasil untuk tetap mempertahankan iman mereka kepada Tuhan. Dalam iman, mereka berhasil bertahan dan keluar dari persoalan yang menghadang hidup mereka.

Jalan keluar yang mereka dapatkan adalah iman mereka. Mereka berhasil mendapatkan pengenalan kepada Allah secara benar. Selain berhasil mengenal Allah secara benar, mereka juga berhasil menerka hidup yang berkenan dihadapan Allah. Hal ini yang seringkali tidak berhasil dilakukan oleh kita, manusia yang rapuh. Kita merasa sudah mengenal Allah secara benar, namun tak jarang kita tak mampu untuk melakukan kebenaran yang telah kita ketahui.
Pemazmur memberikan kesaksian bahwa ketika kita menyadari hidup dalam kerapuhan maka kita harus berpegang pada Allah. Allah harus senantiasa dipegang karena bersamaNya, segala kerapuhan hidup bisa dilalui dan bahkan akan memberikan sukacita.

Sejalan dengan Pemazmur, penulis surat kepada jemaat Kolose juga menegaskan bahwa ketika orang percaya mengenal Tuhannya dengan baik dan benar, mereka akan dimampukan untuk terus menerus hidup dalam kebaikan dan kebenaran.

Kiranya kita senantiasa hidup mengenal Allah dengan baik dan benar, serta tak ragu untuk menyertakanNya dalam kerapuhan hidup kita.