Apakah Sumber Sukacitamu ?
Kitab Zefanya dan Kitab Yesaya menggambarkan bagaimana Israel telah berkali-kali melakukan dosa melakukan kejahatan pementingan diri, kecongkakan, dan ketidakadilan kepada orang lain. Bahkan mereka hidup memberontak dari perjanjian dengan Allah dengan memutuskan untuk menyembah dewa bangsa lain. Di tengah kondisi tersebut, baik nabi Zefanya dan juga Yesaya memberitakan berita tentang penyelamatan Allah dan pembaharuan-Nya bagi seluruh umat. Dalam penyelamatan dan pembaharuan umat tersebut, umat diundang untuk hidup dalam pertobatan dan kembali hidup berkenan kepada Allah. Meskipun umat berkali-kali melakukan dosa, Allah tetap juga menyerukan seruan pertobatan agar umat hidup dalam keselamatan.
Seruan pertobatan juga diserukan bagi kita di sini, pada saat ini. Di masa Adven ini kita sedang menantikan penggenapan janji Allah untuk kedatanganNya kembali. Penantian akan Sosok yang kita cintai sekaligus kita hormati semestinya juga terlihat dalam kehidupan nyata. Minggu ke-3 masa Adven ini kita menyebutnya minggu Gaudate, minggu sukacita. Sukacita pertobatan dan penantian harus terwujud dan terasa bagi seluruh ciptaan. Dengan sukacita, apakah kita berkenan juga membagikan sukacita tersebut kepada seluruh ciptaan?
Orang banyak menantikan hadirnya Mesias. Mereka bertanya kalau-kalau Yohanes adalah Dia (yang diurapi, Sang Nabi, Sang Imam) yang akan membawa pemulihan, Dia yang akan membawa sukacita.
Konsultasi Dewan Gereja-gereja Sedunia (WCC) menyimpulkan perihal perubahan iklim di tahun 2020. Dunia kita ini sedang bergerak ke arah yang mencemaskan. Negara-negara dengan jumlah penduduk miskin yang besar adalah negara paling terdampak dari perubahan iklim. Di saat yang demikian, kebaikan apakah yang bisa kita (gereja) lakukan untuk menyelesaikan persoalan ekologis ini?
Allah adalah sumber sukacita kita. Apakah kita bersedia hidup menyukakan Allah dengan hidup bertobat dan turut melestarikan alam ciptaanNya? Marilah di minggu Adven ini kita bersama bersukacita melalui hidup berkenan kepadaNya.