Di Tengah Kerapuhan, Maukah Kau DiutusNya ?
Allah melihat umat ciptaanNya yang dikasihiNya justru pergi melakukan dosa. Manusia tak mengindahkan suara-Nya dan firman-Nya, manusia asik dengan dosa-dosa mereka. Namun, Allah terus berusaha mendekat dan memperlihatkan karya-karya Nya agar manusia mau kembali bertobat dan turut bersama-Nya dalam kehidupan kekal.
Kitab Maleakhi (1:2) memperlihatkan kehidupan umat Israel yang lupa bahwa Allah begitu mengasihi mereka. Bahkan para imam yang bertugas mengajar serta menjadi perantara umat justru menyimpang karena mempersembahkan kurban dengan cara yang tidak benar (1:7,8). Oleh karena itu, Allah akan mengirimkan utusan untuk memastikan umat dan para imam mempersiapkan dan mempersembahkan kurban yang pantas ke dalam Bait Allah.
Manusia adalah makhluk yang rapuh. Bahkan dalam kerapuhannya, manusia seringkali tidak menyadari betapa rapuhnya mereka sehingga mereka tetap tinggal di dalam dosa. Oleh karena itu Allah terus mengingatkan manusia agar bersedia kembali kepada cara hidup yang benar dan tidak tinggal di dalam dosa serta meninggalkan Allah.
Tinggal bersama Allah dalam kerapuhan tidak berarti bahwa kita hanya ‘diam’. Justru dalam kesadaran akan kerapuhan diri itulah yang membuat kita terus menerus ‘melekat’ kepada Allah yang Kokoh. Kemelekatan kita itulah yang akan membuat kita terus ‘bersedia untuk diutusNya’.
SECP