Menyambut dan Bukan Disambut

Demikian seriusnya Tuhan Yesus mempersiapkan para murid-Nya untuk bisa menjadi pelaku-pelaku Firman dan saksi Karya Keselamatan yang dilakukan Allah bagi umat manusia. Salah satu bentuk keseriusannya adalah dengan cara Dia tidak ingin ada orang-orang yang mengganggu ketika Dia sedang mengajar para muridNya. Bentuk keseriusan yang lain adalah ketika Dia tidak marah saat para murid tidak mengerti pembicaraan-Nya dan justru mempertentangkan siapa yang terbesar di antara mereka (para murid).

Tuhan Yesus terus mengajar mereka untuk fokus pada Karya Penyelamatan Allah bagi umat manusia. Tuhan Yesus ingin para murid agar berfikir dan melakukan apa yang Dia lakukan.

Tuhan Yesus mengarjarkan kepada para murid agar mereka sungguh-sungguh menghargai sesama mereka, meskipun itu yang sering tidak diperhatikan (tidak cukup ‘harga’ untuk diperhatikan dan disambut) yaitu anak-anak.

Siapakah di antara kita yang benar-benar mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh anak-anak? Siapakah di antara kita yang bersedia menyambut anak-anak dengan sepenuh hati? Sebagian dari kita melihat anak sebagai ‘manusia’ yang paling sederhana. Anak-anak juga dipandang belum dan bahkan tidak berpengalaman. Perkataan-perkataan mereka belum atau bahkan tidak berbobot, dan pada akhirnya malah justru menyombongkan diri sebagai orang tua dan menganggap setiap hal yang kita pikirkan dan keputusan-keputusan yang diputuskan adalah keputusan yang terbaik dari seluruh keputusan

Namun demikian, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa untuk manusia yang paling sederhana itu, kita harus menyambut mereka dengan sepenuh hati dan sepenuh penghargaan/penghormatan kita. Kita dipanggil untuk menyambut mereka dalam nama Tuhan Yesus. Itu artinya kita menyambut anak-anak (sesama) dengan sepenuh hati.

Mengapa kita harus melakukanNya? Karena di dalam setiap manusia yang hidup, Allah ada dan berkarya di dalam mereka. Di dalam diri tiap manusia ada hembusan Roh Allah. Dengan demikian, saat menyambut anak-anak, kita juga menyambut Allah. Saat menghargai anak-anak dan sesama manusia kita juga menghargai dan menyambut Allah.

Secp