Gembalaku Sahabatku Yang Baik

Di sebuah kampung, seorang pastor melihat seorang anak berjalan beriringan dengan domba-domba peliharaannya. Anak tersebut berjalan tanpa mengenakan celana. Setelah diperhatikan ternyata di pantat anak tersebut ternyata terdapat sebuah bisul. Demi memberi makan domba-dombanya, anak ini tidak peduli bahwa dia tidak mengenakan celana. Anak kecil ini memberikan dirinya dengan utuh untuk kesejahteraan domba-dombanya.

Melalui Tuhan Yesus, kita tahu bahwa Allah Sang Pencipta alam semesta ini dengan kerelaan Diri menjadi sama dengan manusia. Dia meninggalkan segala kuasa-Nya dan bahkan hidup bersama manusia. Allah adalah Sosok Gembala Agung yang tidak mempedulikan Diri-Nya demi umat ciptaan-Nya, manusia.

Dalam perikop Injil, kita tahu betapa sayang-Nya Allah kepada manusia. KepedulianNya bagi umat manusia yang disingkirkan dan tidak dianggap sesamanya karena mengalami sakit penyakit ataupun karena dicap najis oleh agamanya, ditunjukkan melalui penyembuhan-penyembuhan yang dilakukanNya.

Karena begitu banyak orang yang ingin disembuhkanNya, maka Dia tak sempat beristirahat dan bahkan untuk makanpun Dia tidak punya cukup waktu. Apa yang dilakukan Tuhan Yesus ini adalah gambaran sosok Gembala Agung Yang Sempurna. Dia memberikan seluruh hidupNya untuk menjaga kawanan dombaNya.

Selain memberikan diri untuk melindungi, apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus di dalam perikop Injil yang kita baca bersama adalah, Dia tidak menganggap diri lebih tinggi dari yang dilayaniNya. Dia menjadikan diriNya setara dengan domba-dombaNya. Begitulah yang Tuhan Yesus lakukan, Dia menjadi sahabat bagi umatNya.

Sebagai sahabat bagi umatNya, Dia memberikan diri untuk mendengar, menemani, dan ‘ada’ bagi sahabat-sahabatNya. Tuhan Yesus tak hanya menyembuhkan tubuh yang terluka, namun layaknya sahabat, Dia menghangatkan hati yang dingin, mendamaikan hati yang risau, serta menjadi teman dalam melalui perjalanan kehidupan.