Tak Pernah Berubah

Seorang filsuf Yunani kuno yang bernama Kalau Heracletos (540-480 SM) mengatakan, ‘Tidak ada yang berubah kecuali perubahan itu sendiri’. Perubahan itu mutlak, itulah sifat dari perubahan. Membahas tentang perubahan, pandemi covid-19 ini membawa begitu banyak perubahan dalam hidup. Cara bersosialisasi, cara menyapa, cara kerja, dan hal-hal yang lain berubah. Perubahan ini dirasakan begitu mengagetkan karena perubahan dalam segala bidang dipaksakan terjadi dalam waktu yang bersamaan.

Menghadapi perubahan yang terjadi dalam segala bidang ini, apakah yang bisa kita lakukan? Apakah kita akan terus berpegang dengan cara/pola hidup yang lama? Ataukah kita bersedia beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi?
Segala sesuatu berubah, bisa jadi perhatian dari orang-orang yang ada di sekeliling kitapun juga mengalami perubahan. Mereka yang dahulu begitu perhatian kepada kita, saat ini tidak lagi memperhatikan kita. Mereka yang tidak pernah kita kenal sebelumnya, justru datang memberikan perhatian dan pertolongan di saat kita membutuhkan. Kita yang dahulu hanya berkutat pada kepentingan diri sendiri dan orang-orang di kelompok kita, kini kita harus memandang jauh ke luar karena ada begitu banyak orang yang membutuhkan perhatian.

Situasi pelayanan yang dilakukan oleh Paulus juga berubah-ubah. Ditolak, tidak dipercaya, dipenjara, mengalami penderitaan, dan berbagai bentuk tantangan lainnya silih berganti. Namun demikian, melalui jemaat di Filipi, Paulus merasakan bahwa jemaat Filipi begitu perhatian kepada dirinya. Jemaat Filipi begitu konsisten memperhatikan Paulus dan langkah pelayanannya. Paulus pun memperlihatkan bahwa dirinya juga konsisten untuk tidak memanfaatkan kebaikan hati jemaat Filipi. Dia berkata bahwa, ‘segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku’ (13). Selain merasakan ketetapan hati jemaat Filipi, dia juga merasakan ketetapan hati Allah yang senantiasa memberikan kekuatan, sehingga diapun senantiasa hidup berkenan di hadapan Allah.

Saudaraku, melalui Paulus dan jemaat Filipi, kita bisa belajar bahwa segala sesuatu boleh berubah dan memang terus berubah. Namun satu hal yang tidak berubah adalah mereka senantiasa hidup mengikuti misi Allah. Segala hal yang berkenan di hadapan Allah terus mereka lakukan, baik ataupun tidak baik waktunya. Saat ini menjadi kesempatan bagi kita, jika setiap hal berubah bahkan semakin ‘buruk’ apakah hidup kita senantiasa tetap baik seperti kehendak Allah yang senantiasa menguatkan kita? secp.