Aku Berubah
Kota Korintus adalah kota di bawah kekuasaan Romawi yang dibangun menjadi kota besar dengan provinsi Akhaya. Wilayahnya yang meliputi seluruh Yunani Selatan dan semenanjung Peloponnesus menjadikannya sebagai kota dengan penduduk campuran, Romawi, Yunani dan Yahudi. Di dalam konteks masyarakat inilah kemudian kita memahami apa yang dihadapi oleh Paulus dalam menggembalakan jemaat di Korintus.
Keberagaman masyarakat berpengaruh juga terhadap keberagaman jemaat. Ada yang hidup di bawah hukum Taurat dengan begitu kuat, ada yang hidup dengan memegang hukum Taurat, namun juga ada yang lemah. Jemaat yang beragam tersebut membutuhkan cara pendekatan yang beragam juga, inilah yang Paulus lakukan.
1. Menghamba
Di dalam pelayanannya, Paulus menempatkan dirinya sebagai hamba. Selayaknya seorang hamba, Paulus melayani dengan tanpa basa-basi dan tanpa bermalas-malasan. Pelayanan kepada jemaat yang beragam menuntut dia untuk bisa membawa diri hingga mampu masuk dan diterima oleh mereka yang berbeda dengan dirinya.
2. Fokus
Paulus tahu bahwa fokus hidupnya adalah untuk memberitakan Injil. Fokus hidup yang demikian membuatnya tidak terbentur oleh betapa sulitnya pelayanan yang dilakukan. Dia tidak kalah kepada penolakan-penolakan yang dialaminya. Fokusnya untuk hidup bagi Kristus membuat Paulus hidup dengan damai sejahtera.
Aku berubah adalah tema yang mengajak kita semua untuk sudi meninggalkan zona nyaman kita dalam hidup dan melayani. Aku berubah adalah tema yang mengajak kita untuk tidak terjebak dalam pengkotak-kotakan hidup karena perbedaan-perbedaan yang ada. Aku berubah adalah komitmen kita untuk senantiasa bersedia diperlengkapi oleh Allah hingga kita dimampukan menghadapi tantangan-tantangan hidup dan menjadi berkat bagi banyak orang, sebanyak-banyaknya.