Jangan Menyerah Meski Tak Mudah
Berjuang untuk tidak menyerah di kala segala sesuatu pasti dan tercukupi bukanlah perkara yang sulit. Namun bagaimana dengan perjuangan dengan kondisi sebaliknya? Jika segala-galanya telah hilang dan sangat terbatas, akankah perjuangan untuk tidak menyerah itu bisa tetap dilakukan?
Injil Markus yang menjadi salah satu bacaan Alkitab Leksionari kita pada Ibadah Minggu ini menuliskan tentang mengapa kita perlu untuk tetap berusaha berjuang meskipun tidak mudah:
1. Berharap pada Pribadi yang tepat
12 tahun seorang perempuan mengalami pendarahan. Berulang kali diobati oleh berbagai tabib. Seluruh hartanya habis, namun keadaan justru semakin memburuk.
Namun berita tentang Yesus membuatnya berpengharapan kembali. Dia berkata pada dirinya sendiri dengan penuh keyakinan dan iman; ‘asal kujamah saja jubahNya, aku akan sambuh’.
Betul! Imannya telah menyelamatkannya. Seketika dia menjamah jubah Yesus, sembuhlah sakitnya. Perempuan ini beriman kepada Pribadi yang tepat.
2. Tuhan tidak diam, apalagi mendiamkan
Coba kita cermati kisah anak pemimpin ibadat, Yairus. Dalam perjalanan Tuhan Yesus ke rumah Yairus, anak perempuan ini ternyata dikabarkan meninggal. Pastinya kesedihan melanda Yairus, namun Yairus diam dan dia menjadi saksi bahwasanya Tuhan Yesus tetap melanjutkan rencanaNya untuk pergi ke rumah Yairus. Singkatnya, anak itu hidup kembali.
Saudaraku yang terkasih, bacaan Alkitab kita hari ini mengajarkan kepada kita untuk meyakini bahwa ketika Allah telah berencana maka rencanaNya akan digenapi, dan ketika kita punya iman yang teguh kepada Tuhan Yesus, maka KuasaNya akan bekerja atas kita.
Maka, marilah kita tetap berjuang untuk meyakini rencana Tuhan Yesus dan berjuang untuk memiliki iman yang teguh kepada Tuhan Yesus.