Ia Bersamamu di Buritan

Perahu yang dinaiki Tuhan Yesus dan para murid dihempas badai, kita bisa menarik pelajaran penting dari kejadian ini. Badai yang digambarkan dalam Injil yang kita baca adalah gambaran persoalan hidup yang menerpa kita. Kapal yang dipakai oleh Tuhan Yesus dan para murid adalah lambang hidup kita. Sedangkan tindakan para murid dalam menyikapi badai yang menerpa mereka adalah tindakan dari pada umumnya manusia.

1. Perahu yang melintasi badai
Kehidupan kita secara pribadi, keluarga, maupun kelompok di mana kita ada di dalamnya seringkali memang dihantam oleh badai. Kadangkala badai cukup besar terjadi dalam satu kali pukulan, namun juga badai sering datang berulangkali dan menghempaskan perahu hidup kita. Kesulitan keuangan, kesehatan, relasi, pendidikan, bisnis, dll adalah beberapa contoh badai yang sering terjadi dalam perahu hidup kita.

2. Respon terhadap badai
Seperti apa respon kita saat perahu kehidupan kita melintasi badai? Sebagian dari kita pasti akan berusaha sekuat tenaga untuk menghadapinya seorang diri, seperti halnya para murid. Mereka merasa diri profesional dalam bidangnya sehingga mereka lupa untuk melibatkan Tuhan Yesus. Begitupun yang sering terjadi dalam kehidupan kita saat badai-badai menghantam hidup kita. Kita hadapi tanpa menyertakan Tuhan, sampai akhirnya kita kehabisan energi dan frustasi baru kemudian kita mengingat keberadaan Tuhan dalam perahu hidup kita.

3. Tuhan tidak kemana-mana
Pada saat badai melanda hidup kita, Tuhan tidak pergi ke mana-mana. Dia ada di buritan hati kita, Dia tetap bersama kita. Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk menyertakanNya tiap kali kita menghadapi badai hidup. Bisa jadi Dia akan mengarahkan apakah yang harus kita perbuat dalam mengatasi badai. Bisa juga, Dia akan menenangkan badai itu dengan caraNya sendiri.

Badai kehidupan terus ada tapi ingatlah bahwa Ia ada di buritan hati kita, marilah kita membiasakan diri untuk mengikutsertakanNya dalam menghadapi badai hidup kita.

SECP.