Kita Adalah Saudara
Fransiskus dari Asisi adalah seorang Katolik pendiri Ordo Fransiskan yang mendasarkan hidup mereka kepada kesederhanaan dan kemiskinan. Namun demikian, pandangan teologinya tidak hanya berhenti pada penghayatannya untuk hidup sederhana dan miskin, dia juga memiliki pendapat mengenai apa itu persaudaraan sejati. Dia mendefinisikan bahwa persaudaraan sejati tidak terletak banyaknya mengungkapkan kata ‘saudara’ kepada makhluk ciptaan, tetapi bagaimana ‘saudara’ diartikan di dalam perbuatan.
Fransiskus dari Asisi berpendapat seperti yang tertera di atas karena memiliki pandangan bahwa seluruh ciptaan Tuhan, termasuk manusia, adalah diciptakan oleh Tuhan. Dia menghayati bahwa sebagai manusia, kita harus senantiasa juga mengasihi dan menghormati keberadaan ciptaan yang lain sebagai bentuk penghormatan dan kasih kita kepada Allah.
Markus 3:35 mengatakan, ‘Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku. Ayat ini semakin menegaskan kepada kita bahwa jika kita menganggap diri kita (saya dan pembaca) adalah saudara, apakah kita juga telah bersama-sama melakukan kehendak Allah?
Pendapat Fransiskus dari Asisi maupun dari Tuhan Yesus sesuai dengan yang tertulis dalam Injil Markus bermuara kepada ‘perbuatan’. Jika kita mengaku bahwa kita adalah saudara, berarti juga melakukan Firman Allah. Allah menciptakan alam semesta, bukan merusaknya, apakah kita juga melakukannya? Tuhan Yesus berkata, ‘ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’, apakah kita juga telah mengampuni orang yang bersalah kepada kita? Sabda Allah terekam dalam ingatan kita hari lepas hari, minggu lepas minggu, apakah kita selalu melakukannya?
Saudaraku, kita adalah saudara jika kita melakukan kehendak Allah, marilah kita periksa diri kita, bagian manakah yang belum sesuai dengan kehendak Allah?