Berani Menyongsong Hidup

Hidup dengan cara yang berbeda bukanlah sebuah perkara yang mudah. Tidak semua orang yang memiliki akal budi bisa menyesuaikan diri jika perubahan hidup terjadi begitu cepat. Demikian halnya yang terjadi dengan kehidupan umat manusia pada masa pandemi ini. Kurang dari 1.5 tahun yang lalu kita masih bisa bercengkerama dengan orang-orang di sekitar kita dengan tanpa tedeng aling-aling. Namun, setelah 1.5 tahun berlalu, ternyata kebiasaan bersosialisasi kita tersebut belum juga mampu kita taklukkan.

Pada saat pandemi ini, manusia bukan tidak mampu untuk menghadapi pandemi, namun akibat pandemi ini hidup manusia menjadi terbatas. Manusia bukan tidak mampu untuk belajar paduan suara secara daring, namun proses pembelajaran paduan suara menjadi terbatas akibat pandemi. Manusia bukan tidak mampu untuk bersilaturahmi dengan keluarganya, namun silaturahmi mereka menjadi terbatas. Pandemi Covid-19 ini membuat manusia menjadi difabel, apa yang telah menjadi gaya dan cara hidup selama berpuluh tahun harus berganti dengan cara dan gaya hidup yang baru.

Dengan konteks kehidupan yang demikian, apakah yang manusia butuhkan? Keberanian! Dari mana kita, sebagai manusia, dapatkan? Melalui Injil Yohanes yang kita baca, kita bisa mendapatkan bahwa Roh Penghibur-lah yang akan menolong kita untuk menjadi saksi-Nya.

Pada Minggu ini, kita bersama merayakan Minggu Pentakosta, hari turunnya Roh Kudus. Melalui perayaan ini, kita diingatkan bahwa Allah senantiasa hadir di dalam hidup umat manusia. Para murid mendapatkan kekuatan dan penyertaan Allah dalam konteks hidup baru mereka; saat mereka tak lagi berama dengan Tuhan Yesus dan harus tetap berkarya di tengah dunia.

Pada saat ini, kita semua juga dalam konteks hidup yang baru, di tengah pandemi. Apakah di tengah pandemi ini, kita mampu mencerminkan cara hidup Allah yang membawa damai sejahtera, mengasihi umat manusia, dan mau berkorban bagi sesama? Maukah kita mengurangi intensitas pertemuan secara fisik, tertib mengenakan masker, dan senantiasa mengingatkan satu dengan yang lain? Kiranya

Allah senantiasa memberikan keberanian bagi kita untuk menyongsong hidup.