Teguh Atau Runtuh Di dunia Yang Keruh?

Kasih kepada umat manusia begitu besar dicurahkan oleh Tuhan Yesus. Dia yang telah mengampuni, senantiasa memperhatikan dan memperlengkapi agar hidup manusia senantiasa berdaya guna. Demikian pula dalam relasinya dengan sesamanya, manusia pjn mendapatkan perhatian dari Tuhan Yesus.

Kehidupan Tuhan Yesus yang kemudian berakhir dalam Peristiwa Salib telab memperjelas bahwa dunia ini sangat dicintai oleh Allah namun sekaligus juga tidak bersedia menerimaNya. Dunia membenciNya, dunja juga membenci murid-muridNya. Demikian berat dan tidak mudah jalan hidup pengikut-pengikut Kristus.

Demikian besad kasih Tuhan Yesus kepada umat manusia tak membuatNya ingin menjauhkan manusia dari dunia. Dalam permohonanNya kepada Allah Bapa, Tuhan Yesus menginginkan agar Allah melindungi manusia dalam upayaNya untuk menghadapi dunia yang jahat ini.

Dalam dunia yang keruh penuh dengan dosa dan problema ini, Tuhan Yesus juga berharap agar para pengikutNya terus bisa hidup dalam kekudusan. Tuhan Yesus menyadari bahwa pengikut-pengikutNya adalah manusia-manusia biasa, oleh karena itu Ia memohon kepada Allah agar Allahlah yang kelak akam terua menyucikan mereka. Dalam dunia yang keruh ini Allah senantiasa menyucikan manusia.

Dengan perlindungan dan juga kekudusan yang telah Allah berikan dan telah kita (umatNya) terima, apakah kita terus bersedia diutus menjadi saksi-saksiNya, berbuah untukNya?