Penerima Damai Sejahtera

Apa yang dilakukan manusia untuk menerima damai sejahtera? Banyak orang kota yang telah jenuh dengan segala keramaian menyempatkan diri untuk tinggal sejenak di tempat-tempat terpencil dan sepi. Bagi mereka yang setiap hari berjibaku dengan komputer dan gawai akhirnya memutuskan untuk beberapa saat meninggalkan hal itu semua.

Di lain pihak, mereka yang terbiasa dengan kehidupan yang ‘selow’ atau santai, kemudian mereka bepergian ke tengah keramaian. Hal itu semua dilakukan untuk mendapatkan damai sejahtera. Kesibukan dan aktivitas yang sudah menjadi kebiasaan akhirnya ditinggalkan sejenak untuk memperoleh damai sejahtera. Dari apa yang dilakukan ini, mungkin untuk sementara mereka akan memperoleh ketenangan dan kesegaran. Namun, apakah mereka akan mendapatkan damai sejahtera yang kekal dalam hidup mereka? Belum tentu.

Dalam bacaan Alkitab kita pada saat ini, ada orang-orang yang sedang terbelenggu oleh ketakutan, akhirnya memutuskan untuk tinggal dalam tempat-tempat dengan penjagaan super ketat. Mereka adalah para murid. Kematian guru mereka, Sang Mesias, adalah bukti bahwa mereka kini juga menjadi buronan bagi orang-orang yang telah menyalibkan-Nya. Meskipun mereka tahu bahwa Tuhan Yesus telah bangkit, namun itu tidak serta merta membuat mereka tenang. Bahkan ketika mereka berada di sebuah rumah dengan pintu yang terkunci, mereka tetap merasakan takut kepada orang – orang Yahudi.

Melalui bacaan Alkitab kita pada saat ini, kita semua diingatkan tentang satu hal; damai sejahtera yang kekal tidak didapatkan hanya dengan usaha kita sendiri. Mungkin dengan menutup dan mengunci pintu mereka mengira bahwa mereka tidak terlihat oleh orang Yahudi, namun pada kenyataannya hati mereka tetap terbelenggu ketakutan. Hanya kehadiran Kristuslah yang mampu membuat mereka merasakan damai sejahtera. Kritus bisa hadir di segala tempat dan kepada siapapun. Demikian juga damai sejahtera-Nya juga bisa kita dapatkan di manapun kita berada, dalam situasi apapun.