Berpengharapan Dalam Perjanjian Allah
Bersyukur itu ada dua; bersyukur untuk apa yang kita punya dan bersyukur untuk apa yang tidak kita punya. Untuk bersyukur tentang apa yang kita punya tentu menjadi hal yang tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Namun, bagaimana dengan bersyukur untuk apa yang tidak kita punya?
Tidak jarang konten-konten yang bertebaran di Instagram memaparkan tentang orang-orang yang berharap untuk memiliki hal-hal yang dinilai berharga dalam hidup; harta melimpah, mobil mewah, pesawat jet pribadi, dan sebagainya. Apakah hal tersebut salah? Tentu tidak! Yang salah adalah spirit yang ada di belakangnya. Jika hanya mengharapkan sesuatu yang tidak kita punya dan lupa bersyukur dengan apa yang telah kita punya, maka kita akan menjadi orang-orang yang tidak tahu berterimakasih.
Bacaan Alkitab kita pada hari ini menggambarkan tentang bagaimana Yesus sebagai manusia yang sungguh memiliki pengharapan dalam perjanjian Allah. Dia menyadari bahwa hidupNya di tengah dunia ada untuk keselamatan umat manusia. Oleh karena itu, Dia tidak gentar menjalani pencobaan di padang gurun karena Dia tahu bahwa itu adalah awal dari pelayananNya di dunia. Dia tidak menyangkal Allah, karena Dia tahu Bapa akan menyertaiNya. Dan betul, bahwa malaikat-malaikat melayani Dia (13).
Tuhan Yesus adalah Anak Allah yang dalam DiriNya Roh Kudus berkenan. Anak Allah hadir sebagai manusia, seutuhnya manusia, untuk mengemban misi penyelamatan, rencana Allah. Maka Dia tidak gentar pada apapun, termasuk ketika Dia diperhadapkan pada kenyataan bahwa Yohanes ditangkap karena memberitakan pertobatan. Tuhan Yesus terus melakukan Karya Allah, memberitakan Injil Allah. Tidak hanya berkata ‘bertobatlah’ tetapi juga berkata ‘percayalah kepada Injil’. Dia tidak takut pada penderitaan, karena Dia menunjukkan ketaatanNya pada Allah.
Tuhan Yesus memperlihatkan kepada manusia untuk tetap memiliki pengharapan kepada Allah karena Allah berjanji untuk terus menyertai manusia. Manusia diundang untuk memiliki pengharapan kepada Allah karena Dia adalah Allah yang setia, yang senantiasa menepati janji-Nya.