Memberi Kesaksian Tentang Sang Terang
Salah satu dari tiga tugas panggilan gereja adalah bersaksi (Marturia). Di dalam menghayati panggilan ini, maka kesaksian Yohanes melalui ayat bacaan kita pada hari Minggu ini menjadi begitu penting. Yohanes mengajarkan tentang seorang saksi yang dikehendaki Allah.
1. Mengenal Allah.
Seorang saksi Allah, sudah sepantasnya mengenal Allah. Demikianlah yang terlihat dalam diri Yohanes. Pada awal perkataannya (ayat 1-5) dikatakan tentang ‘pengenalan Yohanes tentang Allah’ yang disaksikannya.
Buah dari pengenalannya tentang Allah adalah dia menjadi semakin mengenal dirinya sendiri.
2. Mengenal Diri.
Yohanes diperhadapkan dengan masa yang begitu banyak. Orang-orang datang, mengikutinya, dan mendengarkan pengajaran-pengajarannya. Bahkan, orang-orang bersedia untuk memberi dirinya dibaptis olehnya. Jika saya Yohanes tidak mengenal Allahnya, maka dia dengan gampang akan ‘menipu’ orang-orang itu dengan mengatakan bahwa dia adalah nab atau Elia, atau bahkan ‘mesias yang akan datang’.
Namun Yohanes mengenal dirinya dengan baik. Orang-orang yang datang kepadanya adalah karena Allah yang mengutusnya, bukan karena kuasanya sendiri.
3. Bersaksi.
Yohanes menjadi suara yang berseru-seru di padang gurun. Pakaiannya tidak ‘glamour’, makanannya tidak mewah, namun suaranya begitu lantang. Yohanes bersaksi kepada seluruh orang dari segala lapisan masyarakat. Dia bersaksi supaya Allah semakin dikenal, bukan supaya dirinya dikenal. Jikapun akhirnya begitu banyak orang mengenalnya, itu adalah buah karena dia menjadi saksi Allah.
Saudaraku, di dalam masa penantian akan kehadiran Allah ini, kita diajak untuk mempersiapkan diri untuk menjadi semakin siap menyambutNya. Dia adalah Maha Segalanya, maka jangan mencoba untuk mengelabuhiNya dalam kesaksian kita. Dia adalah Maha Suci, maka sudah tentu kita harus menjaga kesucian kita agar tetap layak menyambutNya.
Selamat menghayati Minggu Adven 3. Kiranya Tuhan senantiasa memberkati kita.