Ya Tuhan Bebaskanlah Kami
Matius 6:9-13 adalah doa yang Tuhan Yesus ajarkan bagi para murid. Secara khusus dalam ayat 12 dikatakan, “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Dalam ayat 12 ini Tuhan Yesus mengajarkan, jika kita ingin mendapatkan ‘kebebasan’ atas dosa, maka kita harus terlebih dahulu ‘membebaskan’ orang yang bersalah kepada kita. Kita tidak perlu untuk mengingat-ingat kesalahan orang lain dan memberikan kepadanya kesempatan untuk membaharui cara hidupnya dengan cara hidup yang berkenan kepada Allah. Demikian cara Tuhan Yesus mengajarkan kepada murid-muridNya untuk berelasi dengan sesama dan Tuhannya.
Dalam rangka mohon ampun dan perlindungan kepada Allah, Daud mengatakan bahwa Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat (ayat 8). Perkataan ini berbeda dengan perkataan orang kebanyakan yang akan mengutuki orang yang bersalah kepada Tuhan. Karena pengalaman pribadinya dengan Tuhan, Daud memiliki kesimpulan yang sungguh bijaksana. Dalam refleksi Daud atas pengalaman hidupnya yang diampuni dan diberikan petunjuk hidup yang baru, Daid menghayati bahwa pada saat seseorang melakukan kesalahan, Tuhan itu baik dan benar, maka Tuhan akan menunjukkan jalan bagi orang tersebut untuk bisa kembali kepadaNya.
Demikian besar kasih Allah yang dirasakan oleh Daud, maka dia berkeyakinan bahwa Tuhan akan menunjukkan ‘jalan pulang’ bagi mereka yang sedang tersesat. Dalam semangat yang sama dengan apa yang dirasakan oleh Daud, juga sesuai dengan pengajaran Tuhan Yesus tentang pengampunan maka; jika kita sedang tersesat, marilah kita miliki keinginan pulang kepadaNya. Dia yang baik dan benar akan menunjukkan jalan bagi kita untuk pulang. Jika kita mengetahui ada yang sedang sesat jalan, maka marilah kita doakan bersama agar Tuhan menerangi perjalanannya dan menunjukkan jalan padanya untuk pulang dan bertobat kepada Tuhan.
Meminta pertolongan Tuhan dan mendoakan orang yang berdosa agar bertobat adalah sebuah cara untuk kita bisa terbebas dari belenggu kemarahan, dosa, dan dendam.