Memahami Yang Dipikirkan Allah
Beberapa tahun hidup bersama dengan Tuhan Yesus nampaknya membuat Petrus merasa mengetahui apa yang ada dalam benak Tuhan Yesus. Oleh karena itu, pada saat Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia akan menderita, diserahkan kepada para imam dan ahli Taurat, mati, dan bangkit pada hari ke-3, maka Petrus menarik dia ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." Apa yang dikatakan Petrus adalah hal yang baik yang mampu difikirkan olehnya sebagai manusia. Petrus ingin melindungi GuruNya, dia ingin menjagaNya agar tidak terjadi hal-hal yang buruk padaNya. Namun apa yang dilakukan Petrus hanyalah berlandaskan akal pikirannya saja, bukan apa yang dipikirkan oleh Allah di dalam diri Tuhan Yesus Kristus.
Tidak jarang bahwa sebagai manusia kita mencoba ‘mendikte’ Allah. Dengan segenap akal budi yang kita miliki, kita merencanakan hal-hal tertentu seakan hal tersebut adalah hal sempurna yang pasti akan terjadi. Setelah kita merencanakannya, kemudian kita meminta Tuhan untuk memberkatinya dan membuatnya terlaksana. Kita menempatkan Tuhan sebagai eksekutor atas perencanaan-perencanaan hidup kita. Suatu ketika saat rencana kita gagal, kita menyalahkan Tuhan karena menganggap Tuhan tidak mendukung rencana kita, kita lupa bahwa kita tidak mengikutsertakanNya saat kita merencanakan hal tersebut.
Memahami Yang Dipikirkan Allah bukanlah hal yang mudah. Tanpa komunikasi dan relasi yang baik maka hanya akan terjadi kesalahpahaman. Petrus merasa sudah mengenal Tuhan Yesus karena sudah bersama-sama dengan Dia beberapa tahun. Petrus menarik Tuhan Yesus dan menegorNya tanpa bertanya apakah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus. Kita juga seringkali hanya sekedar merencanakan berbagai hal dalam hidup kita, namun kita jarang menanyakan apakah Tuhan berkenan kepada rencana kita. Marilah kita belajar untuk memiliki relasi dan komunikasi yang baik dengan Allah, sehingga kita tahu apa yang baik, yang benar, dan yang berkenan di hadapan Allah.