Bersiap Menabur

Seorang petani yang pintar pasti terlebih dahulu akan menggemburkan tanah dan memberi pupuk agar jika saatnya dia menanam benih, maka benih itu akan tumbuh subur dan berbuah lebat. Nampaknya petani yang dimaksudkan dalam perumpamaan yang diucapkan oleh Tuhan Yesus ini bukanlah seorang petani pintar menurut orang kebanyakan. Jika kita membaca secara sepintas, nampaknya petani ini adalah petani yang ceroboh, petani yang boros, dan tidak menghargai benih-benih yang dimiliki. Kita juga mungkin berfikir bahwa seharusnya petani itu menanam benih-benih itu di tempat yang subur saja, sehingga benih itu bisa bertumbuh dan menghasilkan hasil panen yang memuaskan.

Nampaknya landasan pemikiran tersebut bukanlah landasan pemikiran seorang petani yang ingin disampaikan oleh Tuhan Yesus. Benih-benih itu menggambarkan Firman Tuhan, sedangkan berbagai macam tanah tersebut melambangkan berbagai macam hati manusia; ada yang tanah di pinggir jalan, tanah berbatu, tanah yang bersemak duri, dan tanah yang baik. Empat macam jenis tanah tersebut menggambarkan empat macam karakter manusia. Sampai di sini, dengan membaca Alkitab kita pada perikop ini, kita sudah tahu dengan seksama tentang makna dari perumpamaan yang diberikan Tuhan Yesus.

Bagi saya, ada satu pesan penting yang juga ingin disampaikan oleh Tuhan Yesus. Siapakah pemilik benih? Pemilik benih adalah Allah sendiri. Apakah Allah salah menaburkan benih? TIDAK! Justru di dalam perumpamaan ini ingin mengajarkan kepada kita bahwa Kasih Allah tidak ditaburkan kepada orang-orang yang baik saja. Namun semua manusia dengan segala tabiat hidup mereka, kepada mereka semua Tuhan menaburkan benih FirmanNya.

Sekarang, menjadi tugas kita untuk mengenali tanah macam apakah hati kita? Jika sudah mengenali, apakah kiranya ‘saya’ bisa menghasilkan buah yang maksimal dengan kondisi saat ini? Jika belum, maka mintalah Allah menggemburkan dan membersihkan hati kita dengan kasihNya. Hal yang kedua menjadi tugas kita adalah, melakukan seperti yang sudah Kristus lakukan. Taburkan seluruh Firman yang telah kita dengar kepada segalam macam orang manusia. Biarkanlah benih-benih itu bertumbuh di dalam hati mereka. Siap?