Jangan Terus Menentang
Beberapa waktu yang lalu, di media elektronik kita menyaksikan kemarahan Presiden RI, bapak Joko Widodo. Kemarahan tersebut dilatarbelakangi oleh tidak menyatunya antara harapan dan realita. Pak Presiden mengharapkan penanganan terkait pandemi covid-19 bisa berjalan dengan baik dan lancar. Agar segala kebutuhan diharapkan bisa dipenuhi dengan optimal, maka pemerintah sudah menggelontorkan dana sebanyak 75 Triliun. Namun pada kenyataannya dana yang dipakai masih di bawah 2%. Presiden mengatakan bahwa demi rakyat dia akan lakukan apa saja, bahkan beliau mengancam akan me-reshufle atau membubarkan lembaga jika tidak mampu bekerja dengan benar.
Dalam perikop yang kita baca bersama, kita juga mendapati tentang kekesalan Tuhan Yesus yang terekam dalam Matius 11:16, ‘dengan apakah akan kuumpamakan angkatan ini?’ Pada saat itu orang-orang tidak mendengarkan kabar sukacita tentang kedatangan Juru Selamat dan menyambutNya. Pada saat yang sama, mereka juga tidak mau menyesali perbuatan-perbuatan mereka dan bertobat. Tuhan Yesus begitu kesal karena orang-orang terus menentangNya. Tuhan Yesus mendapati bahwa orang-orang yang kepada mereka Dia diutus sehingga mereka lepas dari penderitaan akibat dosa justru tidak mengerti dan tidak mengikutiNya. Tuhan Yesus kesal sekaligus sedih juga mengecam kota yang tidak mau bertobat (Mat.11:20-24, yang sudah kita pakai untuk BERSEHATI beberapa waktu lalu).
Melalui FirmanNya, Kasih Tuhan yang demikian besar terlihat serius disampaikan kepada umatNya. Tuhan Yesus sangat serius ingin menyelamatkan kita, manusia, dari kuasa dosa. Menjadi pertanyaan penting bagi kita, mengapa kita justru terus menentang Sabda-Nya? Mengapa kita justru masih suka dan berenang bahagia di kubangan dosa yang berakibat pada kematian kekal?
Marilah kita memeriksa hidup kita, kita rasakan pemeliharaan Tuhan dengan terus setia kepadaNya. Berhenti dari perilaku yang tidak sesuai dengan jalan yang Tuhan tunjukkan dan berbalik ke jalan Kebenaran, menurut kehendakNya.