Diutus Menghadirkan Tanda Kerajaan Allah
Kedua belas murid diutus oleh Tuhan Yesus dan Ia berpesan kepada mereka untuk tidak menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan para murid itu diutus kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel (Matius 10:5). Pengutusan ini nampaknya pengutusan yang cukup ‘aneh’. Di manakah keanehannya? Pesan Tuhan Yesus ini sungguh eksklusif. Pada awal tugas para murid, nampaknya Tuhan Yesus ingin agar para murid terlebih dahulu fokus kepada domba-dombaNya yang hilang terlebih dahulu (ayt.6). Tuhan Yesus ingin para muridNya tahu bahwa domba-dombaNya juga banyak yang belum mengetahui mengenai Kerajaan Sorga yang sudah dekat (ayt.7). Para murid diberitahu bahwa domba-dombaNya pun perlu untuk disembuhkan, dibangkitkan, ditahirkan, serta disucikan dari setan-setan (ayt.8). Selain itu, Tuhan Yesus juga menekankan kepada para murid untuk tidak memungut imbalan dari mereka yang telah ‘ditolong’ tersebut.
Selain diutus kepada domba-dombaNya yang hilang dari umat Israel itu, para murid juga diberikan arahan agar mereka tidak perlu menghawatirkan kebutuhan hidup mereka; tidak khawatir pada uang (perak/tembaga kala itu juga menjadi alat tukar), tidak perlu membawa bekal, juga tidak perlu membawa baju, kasut atau tongkat. Pesan ini adalah sebuah pesan yang sedikit ‘lucu’ menurut saya. Bukankah sebaiknya seorang utusan membawa semua bekal itu agar pekerjaannya bisa efektif? Dengan membawa uang, bekal, dan baju, kasut, serta tongkat, bukankah mereka bisa pergi mengabarkan tugas panggilan mereka dengan lebih jauh? Mengapa justru mereka tidak boleh membawa itu?
Dari ayat ini (9 dan 10) saya mendapatkan 2 pesan. :
1. Beritakanlah apa yang ingin Tuhan beritakan melalui kita mulai dari orang yang terdekat dengan kita. Saya mendapati bahwa Tuhan Yesus ingin kita itu tidak usah berfikir terlalu jauh untuk memberitakan Kerajaan Sorga. Kita diutus untuk memulai dari orang-orang terdekat kita, keluarga kita, tetangga kita, atau rekan kerja kita. Apakah mereka mengenal kita sebagai orang Kristen? Apakah mereka mendapatkan dampak baik dari kehadiran kita? Apakah anggota jemaat dan simpatisan di gereja kita merasakan pelayanan Kristus melalui pelayanan kita?
2. Jangan khawatir. Di ayat 10 dikatakan, ‘sebab seorang pekerja patus mendapatkan upahnya’. Apa yang dimaksud? Kita adalah utusan Tuhan, pasti Tuhan yang akan ‘mengupah’ kita. Dia yang akan menjamin kehdiupan kita, Dia juga yang akan menjaga kita dari segala kemalangan. Kekhawatiran adalah musuh utama dalam kita melaksanakan misi Allah. kekhawatiran adalah tanda kita tidak percaya kepadaNya.
Bagaimana? Apakah kita sudah siap menghadirkan tanda kerajaan Allah? apakah siap untuk diutus? Apakah siap untuk tidak khawatir? Apakah siap?!