Hidup Dalam Penyertaan Bapa, Anak dan Roh Kudus
Hari ini gereja-gereja menghayati Minggu Trinitas. Kata ‘Trinitas’ tidak ada dalam Alkitab. Trinitas adalah doktrin gereja yang berkembang di kemudian hari. Di dalam penghayatan akan doktrin ini, gereja menghayati tentang misteri iman pada Allah. Allah itu tidak terjangkau oleh akal manusia. Maka sebuah ungkapan bahwa, “jika engkau dapat mendefinisikan siapa Allah, maka Allah yang kau definisikan itu bukanlah Allah”.
Di dalam karyaNya, Allah Trinitas tidaklah terpisahkan. Seringkali umat terjebak dalam pemahaman yang mengandaikan bahwa Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus itu berkarya secara sendiri-sendiri. Bapa berkarya dalam kisah penciptaan dan dalam karya-karyaNya yang bisa diketahui melalui Alkitab Perjanjian Lama. Kemudian Anak baru muncul setelah Kristus lahir di dunia dan berkarya, menderita, mati, hingga pada kenaikanNya ke Sorga. Yang selanjutnya adalah memahami seakan-akan bahwa setelah Kristus naik ke Sorga maka Kristus tidak ada lagi di bumi, karena yang ada di bumi adalah Roh Kudus. Pemahaman tersebut tidaklah tepat. Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah Allah yang selalu berkarya bersama-sama. di mana Bapa berkarya, Anak dan Roh Kudus juga turut serta, di mana Roh Kudus berkarya, di sana juga Bapa dan Anak berkarya. Tiga Pribadi, satu hakikat, Allah.
Dalam liturgi GKI, penyertaan Allah Trinitas juga terwujud. Umat yang diutus, diteguhkan dalam berkat dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Hal ini menegaskan bahwa karya Allah Trinitas adalah karya yang kekal dan berlangsung dalam kehidupan hari lepas hari.
Dalam merayakan Minggu Trinitas ini, kita juga merayakan Allah yang terus menerus mencipta, memelihara dan menyertai hidup kita. Allah terus hadir dalam hidup umatNya, Karena Dia terus hadir dan berkarya, maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak untuk turut berkarya bersamaNya.