Hidup yang Dibaharui oleh Sang Firman
Hanya sedikit orang yang mampu mempergunakan akal sehatnya di saat emosi menguasai hidup. Hal inilah mengapa dalam situasi-situasi kedukaan, banyak gereja mempersiapkan tim kedukaan. Mengapa? Karena tim inilah yang nantinya akan membantu segala urusan yang dibutuhkan, yang tidak bisa ditangani sendiri oleh keluarga yang berduka.
Kondisi berduka dan kehilangan nampaknya Tuhan Yesus nampaknya juga membutakan mata hati dan juga mata fisik para murid. Percakapan dalam perjalanan sejauh 7 mil (+- 11,2 km) itu, nampaknya tidak cukup mampu membuka selaput duka itu dari mata fisik dan mata hati mereka untuk kehadiran Tuhan Yesus dalam perjalanan mereka. Mereka tidak menyadari kehadiran Tuhan mereka di dalam perjalanan mereka.
Inilah realita kehidupan para murid dalam awal pelayanan mereka. Mereka hidup 3 tahun bersama Tuhan Yesus, melihat segala mujizat yang dibuatNya, mendengar perkataan-perkataanNya setiap hari, dan mengikutNya setiap hari, namun mereka tetap saja dikuasai emosi mereka sendiri saat mereka berduka. Kenyataan ini memperlihatkan kepada kita bahwa para murid, dalam awal pelayanan mereka, adalah para murid yang belum sepenuhnya menyadari tentang siapa Tuhan Yesus Kristus, ego mereka juga nampak lebih menguasai hidup mereka dibandingkan dengan perkataan-perkataanNya yang pernah mereka dengar.
Kita juga mungkin sering mengalami saat di mana mata hati kita tertutup oleh keadaan yang menimpa hidup kita. Mata hati kita tidak menyadari penyertaan Tuhan dalam sepanjang hidup kita. Saat masalah melanda, kita menganggap Tuhan tidak ada bersama dengan kita. Jika demikian yang terjadi, baik bagi kita untuk melihat perjalanan selanjutnya dari para murid. Dengan kuasa Roh Kudus, para murid berhasil mengalahkan ego mereka dan lebih dari itu, mereka menjadi duta-duta Kristus yang luar biasa di tengah dunia.
Inilah makna hidup yang dibaharui oleh Sang Firman. Hidup yang tidak lagi berfokus pada kehendak diri sendiri, namun pada Firman Tuhan, hidup yang dipenuhi Roh Kudus dan melakukan Firman, bukan roh ketakutan ataupun roh kebebalan. Siapkah kita dibaharui oleh Sang Firman?