Duta Damai Sejahtera

Seorang ‘duta’ bisa dimengerti sebagai seorang yang diutus oleh otoritas yang lebih tinggi untuk menyampaikan sebuah pesan. Dengan demikian, seorang ‘duta’ perlu menunjukkan ketaatan dan kesetiaan agar pesan yang ‘dititipkan’ kepadanya bisa tersampaikan dengan baik dan sesuai dengan pesan yang sesungguhnya.

Sebagai orang Kristen, kita perlu memahami dahulu identitas kita. Kata Kristen berasal dari bahasa Ibrani ‘meshikhiyim’ yang secara harafiah diartikan sebagai pengikuti Mesias/Kristus. Sedangkan kata pengikut berasal dari kata dasar ‘ikut’ yang berarti ‘menyertai orang bepergian’, ‘turut’, ‘setia’ serta juga diartikan sebagai ‘melakukan sesuatu sebagaimana dikerjakan orang lain’. Dalam penjabaran kata ini, kita dihantarkan dalam sebuah pemahaman bahwa sebagai orang Kristen hendaknya kita berada selalu dengan Kristus, menurut kepadaNya dengan setia, serta melakukan apa yang dilakukanNya.

Peristiwa Paska mengingatkan kita kepada Kristus yang mengemban misi Allah untuk menghadirkan Damai Sejatera bagi dunia. Paska juga memperlihatkan kepada kita bagaimana Kristus menunjukkan betapa Damai SejahteraNya Dia dalam mengemban misi Allah. Tidak ada yang sanggup membuatNya berpaling dari misi Allah di dalam diriNya. Selain menunjukkan kedamaian di dalam diriNya, perikop pada Minggu ini menerangkan bagi kita semua bahwa Dia tidak hanya mengemban misi Allah, namun Dia juga mempersiapkan duta-duta Allah di tengah dunia di dalam diri para Murid. Ternyata mempersiapkan para murid untuk menjadi duta Allah bukanlah perkara mudah. 3 tahun perkenalan dan kebersamaanNya dengan para murid nampaknya tidak serta merta membuat para murid percaya terhadap diriNya.

Namun, dengan tetap setia Dia menemani para murid sehingga para murid ini memiliki damai sejahtera di dalam diri mereka. Sebagai duta-duta Allah, apakah kita sudah memiliki damai sejahteraNya di dalam hidup kita? Ataukah masih ada setumpuk ragu yang kita pendam di dalam hati kita?