Memaknai Pengharapan dan Percaya
Pada saat ini semua orang memiliki pengharapan yang sama, untuk bisa segera melewati wabah covid 19 ini. Mengapa wabah ini begitu segera ingin dilalui dan dilewati? Mengapa kondisi saat ini begitu tidak diinginkan orang-orang di seluruh penjuru dunia? Karena kondisi saat ini membuat semua meŕasakan penderitaan, ketakutan, kekhawatiran, dan ketidakpastian.
Seluruh manusia berharap damai sejahtera segera kembali ke bumi. Tidak perlu lagi takut bertemu orang lain, tidak perlu menjauhi persekutuan-persekutuan ibadah, sekolah dan pekerjaan, tidak perlu was-was saat berada di kendaraan umum, dan berbagai hal lain yang sudah tidak bisa dilakukan lagi sejak covid 19 menyerang.
Demikian juga yang terjadi pada seluruh keluarga Lazarus. Paling tidak, Maria dan Marta begitu menantikan kedatangan Tuhan Yesus untuk bisa menyembuhkan Lazarus. Mereka percaya bahwa Tuhan Yesus pasti bisa menyembuhkan saudara mereka. Namun rencana Tuhan berkata lain. Saudara-saudara Lazarus (mungkin juga Lazarus sendiri) mengharapkan kesembuhan, tetapi Tuhan ingin menunjukkan rencana lain yang jauh lebih besar dari kesembuhan, kebangkitan.
Di dalam situasi yang tidak menentu ini, kita semua berharap akan bisa melewatinya dengan baik, covid 19 hilang dari muka bumi. Namun apakah itu juga merupakan rencana Allah? Rancangan Allah adalah rancangan damai sejahtera. Adakah kita berpegang pada janji itu? Mari kita tetap percaya pada Allah meskipun apa yang terjadi dalam hidup kita tak sesuai rencana kita. Mari kita tetap berpengharapan pada Allah karena Allah tak pernah mengecewakan.