Bacaan Injil pada Minggu ini menceritakan tentang Tuhan Yesus menyembuhkan seorang buta dengan meludah ke tanah dan mengaduk tanah, kemudian mengoleskan tanah itu ke mata orang yang buta. Setelahnya, Tuhan Yesus menyuruh orang buta itu untuk membasuh diri di kolam Siloam. Setelah itu orang buta itu mendapati dirinya sudah sembuh. Paska kesembuhannya, orang buta ini dicecar dengan banyak pertanyaan oleh orang-orang Farisi. Tidak hanya dirinya, tetapi keluarganya juga. Tidak hanya sekali, tapi beberapa kali. Orang yang tadinya ini buta ingin memberikan kesaksian, tapi justru kerepotan yang didapatkan.

Menanggapi bacaan dalam Injil tersebut, karya Tuhan yang seperti apa yang patut kita beritakan? Kita bisa melihat bahwa Tuhan Yesus memberikan contoh tentang Karya Tuhan yang seperti apa yang bisa diberitakan. Tuhan Yesus menyadari bahwa hari Sabat adalah hari di mana semua orang Yahudi tidak boleh mengerjakan perkerjaan apapun, termasuk juga menyembuhkan. Namun Tuhan Yesus melakukan penyembuhan itu. Mengapa? Karena bagiNya kehidupan manusia adalah lebih utama, Hukum Taurat untuk manusia, bukan manusia untuk Hukum Taurat. Tuhan Yesus memberikan contoh bahwa kasihilah meskipun nantinya kita akan mendapatkan masalah karenanya. Dengan melihat contoh tersebut, maka sebenarnya tidak sulit untuk mencontohNya. Namun mengapa memberitakan Karya Tuhan menjadi hal yang tidak mudah untuk dilakukan.

Dari kisah orang buta yang disembuhkan ini dan dari kisah Tuhan Yesus yang menyembuhkan, kita bisa melihat bahwa selalu saja ada orang-orang yang tidak menyukainya. Tuhan Yesus secara terangterangan terus melakukan apa yang memang seharusnya dilakukan. Kasih Tuhan Yesus yang membuat orang buta bisa melihat kembali pada hari Sabat membuat orang yang buta itu terus mau bersaksi. Pertanyaan bagi kita adalah, apa yang sudah Tuhan perbuat bagi kita? Lalu....apakah kita mau menyaksikan hal itu kepada orangorang di sekitar kita sehingga merekapun turut bersukacita dan memuliakan Bapa di Surga? Selamat melakukan Karya Tuhan dalam hidup kita.