Berbagi Terang

Tepat pada tanggal 1 Januari lalu hujan turun dengan sangat lebat. Dampak dari hujan yang begitu lebat adalah air menggenang di manamana, banjir merendam rumah-rumah penduduk, merusak ratusan kendaraan bermotor, bahkan puluhan orang meninggal dunia, kerugian terjadi di segala aspek. Inilah yang terjadi di awal tahun 2020 ini. Keceriaan tahun baru yang biasa dinikmati dengan pesta kembang api dan berbagai pesta harus berganti dengan duka. Jika duka itu terjadi dalam hidup saya dan Anda, apakah yang akan kita lakukan? Apakah kita akan tetap menolong mereka yang membutuhkan sementara kita ini kekurangan? Apakah kita akan tetap menjadi penghibur, sementara luka di dalam hati menganga?

Orang-orang majus, ahli perbintangan, dikaitkan juga dengan sosok tukang sihir (Kel.7:11), mereka bukanlah para penyembah YHWH seperti orang-orang Israel. Mungkin mereka juga adalah orang-orang yang dianggap najis dan tidak memiliki harga di depan orang Israel. Meskipun demikian, justru mereka yang diberikan anugerah oleh Allah untuk bisa menyaksikan kelahiran Raja orang Yahudi (Mat.2:2). Cap negatif yang melekat pada diri mereka, tidak menghentikan langkah mereka untuk datang dan memberi penghormatan kepada Dia Sang Raja. Penolakan yang mereka rasakan tidak membuat mereka berhenti melakukan kebenaran. GKI Karawaci juga dipenuhi oleh orang-orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Pohon Terang simbol kasih dari jemaat Kristus di Karawaci berdiri dengan gagah di Altar.

Orang-orang baik (kaya maupun miskin) tidak segan memberikan sesuatu untuk persembahan kepada Tuhan. Seperti para majus yang datang dengan penuh sukacita ke Betlehem untuk menyembah Sang Raja, marilah kita juga datang kepada Kristus dengan penuh sukacita. Mungkin hidup kita tidak seterang matahari, mungkin hidup kita hanya seperti bintang kecil di malam hari, yang hanya redup dan terkadang hilang tertutup awan, marilah kita terus memberikan yang terbaik kepada Tuhan dan kepada sesama. Selamat berbagi terang.