Tetap Teguh Di Tengah Hidup Yang Runtuh
Jika kegiatan yang kita gagas tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari segenap jemaat kita marah dan kemudian tidak lagi mau aktif bergereja. Jika komisi di mana kita menjadi pengurus tidak berhasil menjalankan program yang sudah direncanakan, kita enggan untuk memberikan usulan-usulan yang lainnya. Jika suara kita tidak didengarkan, kita marah dan memutuskan untuk ‘tutup mulut’ selama kita bisa. Saat hidup kita runtuh, kita menyerah dan menganggap bahwa tak ada lagi jalan keluar untuk menyelesaikan pergumulan tersebut.
Belajar dari kenyataan hidup, tidak ada hidup yang bebas dari persoalan. Kadang-kadang Tuhan mengijinkan kita untuk mengalami keruntuhan dan kejatuhan hingga kita merasa bahwa Tuhan membiarkan kita untuk memungut serpihan-serpihan hidup kita sambil terisak dan berurai air mata. Kita juga berpandangan bahwa Tuhan hanya memandangi kita dan tidak membantu kita.
Dalam bacaan Injil Minggu ini, Tuhan Yesus membuat sebuah pengajaran yang cukup unik. Dia mengajak kita untuk bisa dan berani bertahan. Tuhan tidak mengajak kita untuk menyerang dan menjatuhkan, namun berdiri kokoh dan bertahan. Lukas 21:17-19 mengatakan, “dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”
Dalam kegagalan-kegagalan hidup kita, seringkali kita disibukkan untuk mencari jalan keluar dan terus membuat program-program yang nantinya bisa membuat kita, kelompok kita, komisi kita, jabatan kita, bisa berjaya. Kita sibuk mencari cara dan akhirnya kita mengalami kelelahan. Namun dalam bacaan kita, Tuhan memberikan penekanan kepada kita bahwa apapun kesulitan hidup yang menimpa kita jangan kita kehilangan iman kita, kita tidak boleh kehilangan pengharapan dan keyakinan bahwa Tuhan adalah pelindung kita. Saat kita berhasil bertahan, maka sehelai rambutpun tidak akan dibiarkanNya hilang dari kepala kita, kita perlu terus beriman dan yakin bahwa Tuhan menjaga kita, keluarga kita, pelayanan kita, gereja kita.