Tekun Dalam Doa dan Karya

Hakim yang disebutkan di dalam Injil 18:1-8 ini adalah seorang hakim yang tidak takut akan Allah. Oleh karena itu juga, apa yang diperbuatnya hanyalah hal-hal yang menguntungkan dirinya sendiri saja (ayt.2). Termasuk ketika dia memutuskan untuk membela hak seseorang, yang dilakukan hanyalah supaya orang tersebut jangan terus datang dan akhirnya merugikan/menyerangnya (ayt.5). Namun yang menarik adalah kegigihan hati dari janda yang terus datang kepada hakim ini. Seorang janda pada jaman Israel bukanlah orang yang penting untuk diprioritaskan mendapatkan hak-haknya. Namun janda ini terus menerus datang tanpa kenal lelah. Dia seakan memberikan ‘teror’ kepada sang hakim untuk mau membela haknya. Diapun dibenarkannya.

Pada perikop ini, Tuhan ingin menunjukkan bahwa Dia adalah sosok yang memiliki kepribadian sempurna. Tuhan itu bukan hakim yang lalim. Tuhan adalah hakim yang adil, Dia tidak meninggalkan anak-anakNya dalam kondisi yang sengsara dan menderita. Demi kepentingannya sendiri hakim yang tidak takut akan Tuhan rela membela hak seseorang yang datang padaNya, maka Tuhan yang adalah Hakim Dunia ini pasti akan melakukan jauh lebih baik dari apa yang bisa terpikirkan oleh manusia.

Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (Lukas 18:7). Dalam ayat ini Tuhan ingin menegaskan kepada kita 2 hal: 1) Tuhan mendengarkan umatNya. Tuhan selalu memiliki telinga untuk mendengarkan keluh kesah umat-Nya. Dia tahu jika umat pilihanNya membutuhkan pertolongan maka Dia harus menolong, apalagi umat-Nya yang terus memohon kepada-Nya. 2) Tuhan memilih kita, kita adalah umat-Nya. Kita adalah umat yang dikasihi Allah, maka saat kita meminta kepadaNya, Dia juga pasti mendengarkan kita.

Pertanyaan bagi kita bersama adalah: Tuhan membenarkan umat pilihan- Nya yang berseru kepada-Nya, apakah kita sudah hidup selayaknya umat pilihan Tuhan? Apakah kita sudah hidup sesuai dengan kehendak Tuhan? Apakah kita datang kepadaNya hanya karena kita membutuhkanNya saja ataukah kita datang karena kita mau bersyukur bahwa Dia telah memilih kita?

Tekun dalam doa dan karya juga membawa kita untuk terus mau hidup sesuai dengan kehendakNya.