Melekat Hanya Kepada Allah

Tuhan Yesus bersabda dengan cukup jelas, lugas dan tegas di dalam Injil Lukas 16 ayat 13 yang demikian, “Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Perkataan Tuhan Yesus ini sungguh sebuah perkataan yang syarat makna. Untuk ayat ini, paling tidak terdapat 2 pesan yang cukup jelas:

1. Setia.

Tuhan Yesus ingin kita untuk setia kepada Allah, bukan kepada mamon. Kamus Browning memberikan penjelasan terhadap kata ‘mamon’ ini. Kata mamon sendiri tidak diterjemahkan baik ke dalma bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Berasal dari bahasa Aram, mamon memiliki makna merendahkan; mencari keuntungan secara tidak benar, keserakahan, yang menguasai seseorang ganti pelayanan kepada Allah.

Daripada hidup dengan mendapatkan keuntungan dengan cara yang tidak benar, dikuasai oleh keserakahan, dan tidak mengindahkan pelayanan kepada Allah, Tuhan Yesus mengajak kita, umatNya, untuk setia kepada Allah, kepadaNya.

Allah-lah yang memberikan segala sesuatu dalam hidup kita. Dia yang menciptakan segala sesuatu dan oleh tanganNyalah segala sesuatu ada di dalam dunia ini, termasuk apa yang melekat di tubuh kita.

Oleh karena itu, keterikatan, kemelekatan kita-fikiran kita-hati kita kepada hal- hal duniawi adalah hal yang sia-sia. Tuhan Yesus mengajak kita untuk setia kepadaNya yang menciptakan segala sesuatu.

2. Pembebasan.

Selain mengajak untuk setia kepada Allah yang kekal, Tuhan Yesus juga menyampaikan kepada kita bahwa satu-satunya yang bisa memberikan damai sejahtera dan sukacita adalah Dia. Kemelekatan kita pada benda-benda yang ada di dunia ini tidak akan pernah membuat kita bisa berkata cukup.

Mamon membuat kita sengsara dengan selalu membuat kita tidak puas. Mamon menjauhkan kita kepada Allah. Allah memberikan kita damai sejahtera, Allah mengajarkan kita berkata cukup dan bersukacita atas segala hasil tangan kita.

Mamon membuat kita bagaikan terbelenggu oleh keinginan dunia. Tapi Allah membebaskan kita dan memberi damai sejahtera.

Sekarang, apa pilihan hidup kita? kepada siapa kita melekat?