Generasi Milenial yang Memiliki Karakter Kristus
Istilah ‘milenial’ pertama kali diusulkan oleh sosiolog bernama Neil Howe dan William Strauss dalam buku ‘Generations’, tahun 1991. Kata milenial sendiri sering disalah artikan hanya untuk menunjuk kepada satu kalangan usia saja, anak milenial diidentikan dengan ABG (anak baru gede).
Makna ‘generasi milenial’ yang sesungguhnya adalah generasi yang kehidupan dewasanya dimulai ketika pergantian abad 20 ke 21. Dengan demikian, generasi milenial yang sebenarnya adalah sebuah istilah yang disematkan bagi generasi kelahiran tahun 1980-2000.
Budaya kerja generasi ini juga berbeda dengan generasi sebelumnya. Majalah Times menerbitkan artikel berjudul “The Me Me Me Generation” untuk mengkritik budaya kerja generasi ini yang dianggap sangat malas dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Generasi milenial adalah generasi anti kemapanan. Secara nyata bisa dilihat melalui cara kerja mereka. Generasi milenial suka sekali berpindah tempat kerja, berganti-ganti usaha, dan begitu banyaknya perubahan yang dibuatnya.
Generasi milenial memiliki karakternya sendiri dibandingkan dengan generasi yang sebelumnya. Demikian juga dengan generasi sebelumnya, dan generasi sebelumnya lagi, semuanya unik. Oleh karena itu, pengajaran tentang sesuatu yang kekal yang bisa terus diteladani umat Kristiani perlu untuk terus diperkenalkan. Firman Tuhan di dalam Alkitab (Injil) yang kita baca bersama mengajarkan sesuatu yang terus ada hingga kini, memberi.
Terkait dengan tema kita, maka memberi bukanlah hanya milik generasi milenail, namun juga menjadi milik generasi sebelum dan sesudahnya, mengapa kita harus memberi? Bagaimana kita bisa memberi? Kepada siapa kita harus memberi? Kapan waktu yang tepat untuk memberi? Kita bisa merenungkan bersama di dalam perenungan ibadah Minggu ini sehingga Karakter Kristus bisa terus kita hidupi. Tuhan memberkati.