Doa Mengubah Segala Sesuatu

Doa orang benar bila didoakan dengan yakin, besar kuasanya. Dan tiap doa yang lahir dari iman berkuasa menyelamatkan.

S’perti mata air di tangan-Mu mengalir ke manapun Kau mau. Tiada yang mustahil di mata-Mu, Doa mengubah segala sesuatu



Lirik yang tercetak miring di bagian atas tulisan ini adalah penggalan sebuah lagu yang berjudul Doa Mengubah Segala Sesuatu, yang dinyanyikan oleh Vania Larissa. Pertanyaan bagi kita bersama adalah, apa/siapakah yang diubah oleh doa?

Di dalam Kamus Alkitab karya W.R.F. Browning, kata doa didefinisikan sebagai ‘tindak menghubungkan diri dengan Tuhan dengan, atau tanpa perkataan. Dengan demikian, melalui kamus Alkitab Browning, kita bisa memahami bahwa doa adalah sebuah cara manusia berkomunikasi kepada Tuhan. Komunikasi yang dimaksud bisa dalam perkataan maupun tanpa perkataan, dengna kata lain doa bisa diucapkan namun bisa juga dengan tanpa kata-kata/pengucapan.

Sedangkan Ensiklopedia Alkitab mendefinisikan doa sebagai kebaktian mencakup segala sikap roh manusia dalam pendekatannya kepada Allah. Dari Ensiklopedia ini ada hal yang begitu ingin ditekankan berkaitan dengan doa; kebaktian. Kebaktian sendiri berasal dari kata bakti yang juga bisa dimaknai dengan pernyataan ‘tunduk atau hormat’ (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Oleh karena itu Ensiklopedia Alkitab ingin mengatakan bahwa terkait relasinya kepada Tuhan, perlu ditekankan sikap tunduk dan hormat kepada Tuhan.

Dengan melihat definisi doa dari dua sumber di atas, maka kita bisa membuat sebuah simpulan bahwa doa adalah cara manusia berkomounikasi dengan Tuhan baik dengan kata maupun tidak yang tetap disertai dengan sikap tunduk atau hormat kepada Tuhan.

Kitab Kejadian 18:20-32 menarik untuk menjadi perenungan awal kita pada makna sebuah doa. Dalam kitab tersebut diperlihatkan tentang bagaimana Abraham berkomunikasi dengan Tuhan. Ada dialog yang begitu akrab antara Abraham dan Tuhan. Keduanya berdialog tentang rencana Tuhan terhadap Sodom dan Gomora. Tuhan memiliki keputusan yang terbaik, sedangkan Abraham pada akhirnya menerima bahwa dia sebagai manusia tetap tunduk kepada Tuhan, apapun keputusan itu. Manusia berusaha yang terbaik disertai dengan komunikasi kepada Tuhan, kemudian Tuhan akan memberikan keputusan yang terbaik bagi manusia.

Manusia bisa mengkomunikasikan keinginannya dalam doa kepada Tuhan, namun Tuhan yang memiliki otoritas untuk keputusan finalNya.